Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo mengatakan, pembelajaran secara daring atau online yang diterapkan sekarang sulit untuk bisa efektif. Pembelajaran akan lebih efektif manakala dilakukan dengan tatap muka langsung.
”Konsep pembelajaran yang dilaksanakan daring itu idealnya hanya sebagai penunjang saja dan bukan sebagai model pembelajaran yang utama. Model pembelajaran utama yang diterapkan ya pembelajaran tatap muka,” ujarnya. Menurut dia, ada sejumlah kelemahan dalam pembelajaran secara daring. Misalnya untuk mata pelajaran tertentu, pembelajarannya tidak akan bisa maksimal.
”Untuk mata pelajaran tertentu, pembelajaran daring tidak efektif. Misalnya pelajaran olahraga, tentu hasilnya tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan pembelajaran secara daring, sebab harus ada kegiatan praktiknya,” jelas dia.
Selain itu, nilai Edi, materi yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran daring juga hanya terbatas pada materi yang bersifat penting (esensial) saja. ”Artinya ada materi pelajaran yang tidak disampaikan dalam pembelajaran secara daring, sehingga siswa harus mempelajarinya sendiri,” tambah dia.
Peningkatan Kapasitas Guru
Kepala SMP 5 Purwokerto, Sugeng Kahana mengatakan, untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah yang dilakukan dengan sistem online atau daring, lembaganya saat ini tengah membekali para guru dengan pelatihan. Kegiatan itu diikuti seluruh tenaga pengajar. Adapun materi pelatihannya meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), teknik penilaian, langkah kegiatan dan lain sebagainya.
Terpisah Kepala SMP 2 Purwokerto, Bayu Heryanto mengatakan, lembaganya sudah lama menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sehingga ketika kegiatan pembelajaran sekarang dilakukan secara daring, maka para guru tidak kaget.
”Kami sudah biasa seperti ini (pembelajaran daring). Hanya saja biasanya kegiatan pembelajaran daring hanya dilakukan di sekolah, tetapi kalau sekarang dilakukan di rumah,” jelas dia.
Menurutnya, bagi kalangan guru di lembaganya, kegiatan pembelajaran secara daring bukan hal yang baru. ”Kalau dulu pembelajaran daring pada materi pelajaran tertentu. Tapi kalau sekarang semua mata pelajaran harus dilakukan secara daring,” tambahnya.(bs-3)
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo mengatakan, pembelajaran secara daring atau online yang diterapkan sekarang sulit untuk bisa efektif. Pembelajaran akan lebih efektif manakala dilakukan dengan tatap muka langsung.
”Konsep pembelajaran yang dilaksanakan daring itu idealnya hanya sebagai penunjang saja dan bukan sebagai model pembelajaran yang utama. Model pembelajaran utama yang diterapkan ya pembelajaran tatap muka,” ujarnya. Menurut dia, ada sejumlah kelemahan dalam pembelajaran secara daring. Misalnya untuk mata pelajaran tertentu, pembelajarannya tidak akan bisa maksimal.
”Untuk mata pelajaran tertentu, pembelajaran daring tidak efektif. Misalnya pelajaran olahraga, tentu hasilnya tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan pembelajaran secara daring, sebab harus ada kegiatan praktiknya,” jelas dia.
Selain itu, nilai Edi, materi yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran daring juga hanya terbatas pada materi yang bersifat penting (esensial) saja. ”Artinya ada materi pelajaran yang tidak disampaikan dalam pembelajaran secara daring, sehingga siswa harus mempelajarinya sendiri,” tambah dia.
Peningkatan Kapasitas Guru
Kepala SMP 5 Purwokerto, Sugeng Kahana mengatakan, untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah yang dilakukan dengan sistem online atau daring, lembaganya saat ini tengah membekali para guru dengan pelatihan. Kegiatan itu diikuti seluruh tenaga pengajar. Adapun materi pelatihannya meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), teknik penilaian, langkah kegiatan dan lain sebagainya.
Terpisah Kepala SMP 2 Purwokerto, Bayu Heryanto mengatakan, lembaganya sudah lama menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sehingga ketika kegiatan pembelajaran sekarang dilakukan secara daring, maka para guru tidak kaget.
”Kami sudah biasa seperti ini (pembelajaran daring). Hanya saja biasanya kegiatan pembelajaran daring hanya dilakukan di sekolah, tetapi kalau sekarang dilakukan di rumah,” jelas dia.
Menurutnya, bagi kalangan guru di lembaganya, kegiatan pembelajaran secara daring bukan hal yang baru. ”Kalau dulu pembelajaran daring pada materi pelajaran tertentu. Tapi kalau sekarang semua mata pelajaran harus dilakukan secara daring,” tambahnya.(bs-3)
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo mengatakan, pembelajaran secara daring atau online yang diterapkan sekarang sulit untuk bisa efektif. Pembelajaran akan lebih efektif manakala dilakukan dengan tatap muka langsung.
”Konsep pembelajaran yang dilaksanakan daring itu idealnya hanya sebagai penunjang saja dan bukan sebagai model pembelajaran yang utama. Model pembelajaran utama yang diterapkan ya pembelajaran tatap muka,” ujarnya. Menurut dia, ada sejumlah kelemahan dalam pembelajaran secara daring. Misalnya untuk mata pelajaran tertentu, pembelajarannya tidak akan bisa maksimal.
”Untuk mata pelajaran tertentu, pembelajaran daring tidak efektif. Misalnya pelajaran olahraga, tentu hasilnya tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan pembelajaran secara daring, sebab harus ada kegiatan praktiknya,” jelas dia.
Selain itu, nilai Edi, materi yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran daring juga hanya terbatas pada materi yang bersifat penting (esensial) saja. ”Artinya ada materi pelajaran yang tidak disampaikan dalam pembelajaran secara daring, sehingga siswa harus mempelajarinya sendiri,” tambah dia.
Peningkatan Kapasitas Guru
Kepala SMP 5 Purwokerto, Sugeng Kahana mengatakan, untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah yang dilakukan dengan sistem online atau daring, lembaganya saat ini tengah membekali para guru dengan pelatihan. Kegiatan itu diikuti seluruh tenaga pengajar. Adapun materi pelatihannya meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), teknik penilaian, langkah kegiatan dan lain sebagainya.
Terpisah Kepala SMP 2 Purwokerto, Bayu Heryanto mengatakan, lembaganya sudah lama menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sehingga ketika kegiatan pembelajaran sekarang dilakukan secara daring, maka para guru tidak kaget.
”Kami sudah biasa seperti ini (pembelajaran daring). Hanya saja biasanya kegiatan pembelajaran daring hanya dilakukan di sekolah, tetapi kalau sekarang dilakukan di rumah,” jelas dia.
Menurutnya, bagi kalangan guru di lembaganya, kegiatan pembelajaran secara daring bukan hal yang baru. ”Kalau dulu pembelajaran daring pada materi pelajaran tertentu. Tapi kalau sekarang semua mata pelajaran harus dilakukan secara daring,” tambahnya.(bs-3)
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo mengatakan, pembelajaran secara daring atau online yang diterapkan sekarang sulit untuk bisa efektif. Pembelajaran akan lebih efektif manakala dilakukan dengan tatap muka langsung.
”Konsep pembelajaran yang dilaksanakan daring itu idealnya hanya sebagai penunjang saja dan bukan sebagai model pembelajaran yang utama. Model pembelajaran utama yang diterapkan ya pembelajaran tatap muka,” ujarnya. Menurut dia, ada sejumlah kelemahan dalam pembelajaran secara daring. Misalnya untuk mata pelajaran tertentu, pembelajarannya tidak akan bisa maksimal.
”Untuk mata pelajaran tertentu, pembelajaran daring tidak efektif. Misalnya pelajaran olahraga, tentu hasilnya tidak akan maksimal kalau hanya mengandalkan pembelajaran secara daring, sebab harus ada kegiatan praktiknya,” jelas dia.
Selain itu, nilai Edi, materi yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran daring juga hanya terbatas pada materi yang bersifat penting (esensial) saja. ”Artinya ada materi pelajaran yang tidak disampaikan dalam pembelajaran secara daring, sehingga siswa harus mempelajarinya sendiri,” tambah dia.
Peningkatan Kapasitas Guru
Kepala SMP 5 Purwokerto, Sugeng Kahana mengatakan, untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di sekolah yang dilakukan dengan sistem online atau daring, lembaganya saat ini tengah membekali para guru dengan pelatihan. Kegiatan itu diikuti seluruh tenaga pengajar. Adapun materi pelatihannya meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), teknik penilaian, langkah kegiatan dan lain sebagainya.
Terpisah Kepala SMP 2 Purwokerto, Bayu Heryanto mengatakan, lembaganya sudah lama menggunakan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sehingga ketika kegiatan pembelajaran sekarang dilakukan secara daring, maka para guru tidak kaget.
”Kami sudah biasa seperti ini (pembelajaran daring). Hanya saja biasanya kegiatan pembelajaran daring hanya dilakukan di sekolah, tetapi kalau sekarang dilakukan di rumah,” jelas dia.
Menurutnya, bagi kalangan guru di lembaganya, kegiatan pembelajaran secara daring bukan hal yang baru. ”Kalau dulu pembelajaran daring pada materi pelajaran tertentu. Tapi kalau sekarang semua mata pelajaran harus dilakukan secara daring,” tambahnya.(bs-3)