PURWOKERTO-Kenaikan harga gula pasir yang terjadi beberapa hari terakhir dipicu terbatasnya stok. Sementara di sisi lain permintaan akan gula pasir tetap bahkan cenderung naik.
”Kenaikan harga gula pasir merupakan masalah nasional. Pemicunya adalah karena stok gula pasir terbatas. Sementara di sisi lain permintaan terhadap gula pasir tetap dan cenderung naik,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yuniyanto saat dikonfirmasi Kamis (12/3).
Seperti diberitakan kemarin harga gula pasir naik cukup tinggi di sejumlah pasar di Purwokerto. Harga per kilogramnya di pasar sudah mencapai Rp 18.000. Bahkan harga eceran di warung sudah mencapai Rp 20.000/kg. Sepekan lalu harga komoditas ini masih pada kisaran Rp 15.000 per kilogram.
(Baca Juga: Harga Gula Pasir Naik)
Menurut Yuniyanto terbatasnya stok gula di dalam negeri karena pabrik gula belum produki mengingat panen tebu baru akan berlangsung tiga bulan yang akan datang. Untuk mengatasi kekurangan stok tersebut pemerintah melakukan impor gula.
Ia mengatakan untuk meredam laju kenaikan harga gula pasir tersebut, Pemkab Banyumas sampai saat ini belum mengambil langkah seperti pasar murah atau bekerja sama dengan instansi lain menggelar operasi pasar.
”Pasar murah dilakukan oleh Pemkab Banyumas hanya pada momen tertentu. Seperti saat ada kegiatan TNI Mandiri Masuk Desa (TMMD), menjelang Idul Fitri dan kegiatan yang dilakukan oleh Provinsi,” katanya.
Meski belum akan melakukan pasar murah atau operasi pasar, kata Yuniyanto, Dinperindag Banyumas telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan para distributor gula. (G23-20)