PURWOKERTO– Untuk memenuhi kebutuhan darah yang hingga saat ini masih mengalami defisit, Pemerintah Kabupaten Banyumas bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia Banyumas, menyelenggarakan program Banyumas Berdonor.
”Program Banyumas Berdonor merupakan ide dari Bupati Achmad Husein dengan bekerja sama dengan PMI Banyumas. Melalui Banyumas Berdonor, kami berharap defisit kebutuhan darah di Banyumas bisa segera teratasi,” kata Ketua PMI Kabupaten Banyumas Sadewo Tri Lastiono di sela-sela kegiatan donor darah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kabupaten Banyumas di aula kantor DPU Kabupaten Banyumas, Senin (29/3/2021).
Menurut Sadewo, berdasar laporan dari Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Banyumas dokter Ivone Rusyandari dalam dua minggu terakhir PMI Banyumas defisit 67 kantong dari jumlah target yang sudah ada.
”Sampai hari ini (Senin 29/3/2021 -red) PMI masih butuh 400 kantong darah untuk mencapai 1.200 kantong sampai minimal satu hari sebelum puasa,” jelasnya.
Sadewo yang juga Wakil Bupati Banyumas menambahkan melalui Banyumas Berdonor, akan terus untuk mengupayakan agar tiada hari tanpa ada donor darah. Pemkab Banyumas juga terus mendorong agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di lingkungan Pemkab untuk aktif mendonorkan darahnya.
”Instansi lain di luar Pemkab Banyumas, seperti dari Polri, TNI, ormas, komunitas dan elemen masyarakat lain diimbau agar anggotanya mendonorkan darahnya secara sukarela,” imbuh Sadewo.
Melalui upaya PMI yang intensif tersebut, kata Sadewo, defisit persediaan darah dalam dua pekan terakhir berkurang. Kalau semula defisit sampai 100 kantong, saat ini turun menjadi 67 kantong dari target yang sudah ada. Artinya ada kenaikan 100 kantong darah dibandingkan dari minggu sebelumnya.
Ia menyatakan agar kebutuhan darah pada bulan puasa, jelang lebaran dan pasca lebaran yang biasanya stok kurang, melalui program Banyumas Berdonor, akan mengintensifkan kegiatan donor darah sukarela dari masyarakat.
”Banyumas Berdonor akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pokoknya sampai stok darah di Banyumas aman,” tandasnya.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Dampak dari Covid-19, aktifitas pendonor menurun. Seperti sekolah-sekolah yang dalam situasi normal ruitn mengadakan donor darah, selama pandemi Covid-19, sama sekali tidak ada donor.
Disamping itu, kata Sadewo, sebagian pendonor baru saja mengkuti vaksinasi Covid-19, sehingga tidak bisa donor darah. Karena donor darah baru bisa dilakukan paling cepat dua minggu setelah vaksin kedua.
”Saya berharap seluruh elemen masyarakat yang sudah bisa mendonorkan darahnya, bisa segera donor agar stok darah di Banyumas benar-benar aman,” ajak Sadewo. (sgt-3)