BANYUMAS-Untuk membantu kelancaran, keamanan dan keselamatan proses pendidikan di pondok pesantren di era new normal, pemerintah daerah diminta dapat memberikan dukungan berupa dukungan anggaran untuk fasilitasi kesehatan para santri.
Hal itu disampaikan pengurus Robithoh Ma’had al Islamiyah (RMI) Banyumas yang juga Ketua Fraksi PKB Imam Ahfas. Imam Ahfas mengapresiasi keluarganya surat edaran Bupati Banyumas Nomor 451.44/2720/ Tahun 2020 tetang penerimaan kembalinya santri di Kabupaten Banyumas, kepulangan santri ke luar kabupaten Banyumas dalam rangka pencegahan, penanggulangan dan penghentian penyebaran corona virus deases 2019 (covid-19) di wilayah Kabupaten Banyumas.
Namun demikian ia mengkritisi sejumlah poin dalam surat edaran tersebut antara lain mengenai kewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan bebas dari tanda gejala covid-19 dengan biaya mandiri. Selain itu poin anjuran mengantarkan santri ke pesantren dengan kendaraan khusus bukan umum dengan biaya mandiri. Hal itu terbilang cukup memberatkan keluarga santri, karena tak seluruh keluarga santri terbilang masuk dalam kategori mampu.
Terkait hal itulah ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas diminta menyiapkan anggaran untuk fasilitasi dan pendampingan kesehatan santri. Fasilitasi tersebut khususnya bagi para santri asal Banyumas yang hendak berangkat ke pondok pesantren.
“Kami berharap Dinas Kesehatan Banyumas bisa layani rapid test untuk santri. Pemda juga perlu memfasilitasi anggaran untuk kedatangan, dan keberangkatan santri,” terangnya.
Tidak Jadi Cluster Baru
Imam Ahfas menegaskan diharapkan dengan adanya fasilitasi tersebut, diharapkan pesantren tidak menjadi cluster baru penyebaran Covid-19. Dalam kesempatan tersebut ia juga mengapresiasi langkah Bupati Banyumas yang efektif dalam penanggulangan Covid 19. Hal ini penting sebagai wujud dukungan pemerintah daerah terhadap pendidikan.
“Kami berharap Pemkab Banyumas bisa menunjukkan keberpihakannya kepada pesantren yang turut serta mendorong terciptanya generasi penerus bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Kami berharap ada keberpihakan anggaran untuk para santri asal Banyumas ini,” tegasnya.
Dimintai tanggapannya terkait hal tersebut, Bupati Banyumas, Achmad Husein menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Provinsi Jawa Tengah. Untuk pelaksanaan tes kesehatan, pemerintah daerah sedang mengadakan pembelian peralatan rapid test kembali.
“Rapid test tinggal 300 buah. Kita sedang beli 3000 lagi. Nanti santri bisa ambli 50 prosennya. Santri total kita siapkan 2000 buah dan sedang diusulkan di BTT 3,” katanya menanggapi usulan dari kalangan santri tersebut.
Sebelumnya bersama jajaran Forkompinda, Bupati Banyumas juga telah mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran RMI Banyumas dan berbagai pihak terkait mengenai persiapan pesantren dalam menghadapi new normal. Pihaknya prinsipnya terbuka menerima masukan dan siap memberikan pelayanan. Namun demikian pihaknya juga butuh masukan data pasti sekaligus kroscek lapangan. Selain itu pihaknya juga meminta agar dibuat pedoman new normal di kalangan pesantren.(K37, G22-)