PURWOKERTO – Meski petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis belum turun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun pemohon rekomendasi untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) program kuliah gratis terus berdatangan ke Dinsospermdes.
“Pemohon yang mengajukan rekomendasi sudah berlangsung tiga minggu ini, dan hampir tiap hari berdatangan. Kalau sampai sekarang sudah mencapai 300 lebih pemohon,” kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsospermdes), Kartiman, Kamis(6/2).
Menurutnya, kewenangan pihaknya hanya mengeluarkan rekomendasi, keluarga yang bersangkutan masuk dalam basis data terpadu kesejahteraan sosial (BDTKS) atau tidak. Rekomendasi ini sebgai persyaratan untuk mendapatkan KIP kuliah gratis.
“Teknisnya ini ada di Kememenristek Dikti, kewenangan kita hanya menerbitkan rekomendasi masuk BDT atau tidak,” terangnya.
Permohonan rekomendasi tersebut meningkat, kemungkinan karena untuk persiapan masuk kuliah pada tahun ajaran ini. Sebab untuk pelajar SMA/SMK sebentar lagi juga sudah mulai ujian.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Penanganan Fakir Miskin Dinsospermades, Lili Mudjianto mengatakan, pemohon yang datanya masuk dalam BDTKS atau tidak tetap diberikan surat keterangan di rekomendasi yang dikeluarkan.
Mengurus
“Bagi yang tidak masuk dalam BDTKS, kita sarankan untuk mengurus surat keterangan miskin dulu ke pihak desa atau kelurahan setempat. Tapi kalau yang sudah masuk, langsung kita terbitkan rekomendasi,” katanya.
Menurutnya, dari jumlah pemohon yang dilayani sampai 300 lebih, yang sudah masuk dalam BDTKS sekitar 70 persen sendiri. Sebanyak 30 persen persen belum masuk datanya, sehingga mereka harus mengurus tahapan pendataan sebagai warga miskin calon penerima bantuan sosial.
“Sementara ini juklak dan juknisnya belum turun, tapi informasinya dari Dirjen Dikti Kemendikbud, salah satu syaratnya harus ada rekomendasi dari Dinsos. Karena kita sifatnya pelayanan, ya ini harus kita layani. Apalagi ini
untuk pendidikan,” kata Lili.
Untuk kuota KIP kuliah gratis di Banyumas, juga belum diketahui. Namun hasil konfirmasi ke Dirjen Dikti, calon penerima diutamakan saat SMA/SMK sudah menerima KIP pelajar. Namun kemungkinan, bisa juga nanti dari hasil nilai ujian.
“Karena ini menjelang kelulusan untuk SMA/SMK, para guru menginstruksikan supaya anakanak yang mau mengambil program ini mengurus syarat-syarat dulu, di antaranya rekomendasi dari Dinsos. Sehingga banyak orang tua dan siswa yang mengurus ke sini (Dinsospermades),” paparnya.
Diungkapkan, pada saat-saat awal pengurusan, pemohon tiap hari pernah sampai 70 orang. Namun sekarang rata-rata per hari 10-15 orang. (G22-60)