BANYUMAS – Penanganan pasca produksi dari produk susu kambing peranakan etawa (PE) dari para peternak kambing PE hingga saat ini belum maksimal. Padahal potensi produksi susu kambing ini terus meningkat.
Hal itu diungkapan Budiyono, pengurus Paguyuban Peternak Etawa Gumelar Banyumas (Pegumas) di Desa Gumelar Kecamatan Gumelar.
Menurutnya, kuantitas dan kualitas, produksi susu kambing PE Gumelar saat ini sudah cukup bagus.
“Rata-rata produksi susu kambing PE berkisar minimal 70 mililiter sampai 2 liter per hari. Padahal biasanya harga susu kambing etawa bisa dijual dengan harga Rp 25 ribu per liter,” jelasnya.
Namun demikian, untuk pemasaran produk susu kambing di tingkat lokal masih terbilang rendah. Sebagian besar produk susu kambing PE ini dipasarkan ke luar daerah termasuk Jakarta dan Bali. Makanya ketergantungan terhadap konsumen luar daerah sangat tinggi.
“Biasanya untuk pengiriman baru seadanya menggunakan kotak stereofoam disertai es agar beku. Untuk pengemasan susu agar lebih praktis dan tahan lama memang masih proses,” jelasnya.
Budiyono mengatakan penanganan pasca produksi susu ini memang diperlukan agar produk peternakan dapat dipasarkan secara luas. Potensi susu kambing PE ini diminati pasar lokal maupun luar kota.
Dari jumlah peternak inti sebanyak 32 orang dan ratusan peternak kelompok lainya, produksi susu kambing PE ini memang sangat berpotensi terus meningkat.
“Makanya kami berharap semoga ke depan kami mendapatkan pembinaan atau pelatihan untuk penanganan pasca produksi agar nilai ekonomi produk susu dari ternak kami lebih meningkat. Apalagi di sini jumlah peternak ratusan jumlahnya dengan jumlah kambing juga ribuan,” jelasnya.
Perintis Pegumas, Ruswoto juga berharap kendala pasca produksi yang dihadapi diharapkan dapat diatasi peternak dengan kerjasama berbagai pihak.
Untuk itulah selain pembelajaran dan kerja keras dari peternak, pembinaan dari dinas terkait pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan agar proses pengemasan dan pemasaran produk dapat lebih maksimal.
“Ketika kemasan sudah baik dan kualitas produk terjaga maka pemasaran menjadi terbantu. Diharapkan permasalahan ini ke depan dapat terpecahkan sehingga nilai ekonomi peternakan ini akan semakin meningkat,” katanya.(K37-20)