PURWOKERTO-Saat ini ini Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten dengan tingkat prevalensi stunting yang sudah mendekati target yaitu 14 persen di tahun 2024. Sampai pertengahan tahun 2021 posisinya berada di angka 14.2 persen.
Hal itu diungkapkan Bupati Banyumas Achmad Husein, saat melaunching Forum Jaga Stunting Banyumas (Jatingmas) dan buku sakunya, di Pendapa Sipanji Purwokerto, Senin (14/6/2021).
“Ini masih butuh kerja keras dari berbagai pihak dalam penanggulangan stunting. Masalah ini menjadi tanggung jawab bersama semua pihak,”kata Bupati.
Karena itu, katanya, penanganan stunting harus dilakukan lintas sektoral. Sehingga melalui Forum Jatingmas dan Buku Saku maka Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang merupakan salah satu ujung tombak dalam penanggulangan stunting di tingkat desa diperkuat lagi peran dan tugasnya.
Kader lembaga kemasyarakatan desa tersebut antara lain: kader RT, kader RW, kader PKK, kader Posyandu atau Kader Pembangunan Manusia (KPM). LKD bertugas mengadvokasi, mengedukasi maupun mendata keberadaan kasus stunting diwilayah kader lkd itu sendiri. Selain itu, OPD terkait dalam penanggulangan stunting harus mampu bersinergi dan tidak ada lagi over lapping dalam pelaksanaan tugasnya.
Menurut Bupati salah satu penyebab masih cukup tingginya stunting ini adalah masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya : periode 1000 hari pertama kehidupan; konsumsi gizi yang sehat dan seimbang; serta Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Selain tidak tercukupinya asupan gizi anak sejak masih di dalam kandungan, stunting juga bisa disebabkan asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun yang tidak tercukupi.
“Entah itu tidak diberikan ASI eksklusif ataupun MPASI (makanan pendamping asi) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas. Stunting juga tidak hanya dipengaruhi faktor gizi dan kesehatan semata, namun tingkat pendidikan, pola asuh, sanitasi / air bersih juga turut mempengaruhi kasus-kasus stunting,” lanjut Bupati.
(Baca Juga : Ayo Cegah Anak Stunting! Di Banyumas 16.581, Purwokerto 1.042)
Tinggi Badan
Salah satu kesalahan lain yang tidak disadari para orang tua, kebanyakan hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badannya saja. Jika berat badan cukup atau melihat pipi anaknya sudah sedikit tembem, maka dianggap anak tersebut sudah sehat. Padahal, tinggi badan tidak kalah penting untuk dipantau. Banyak yang tidak menyadari bahwa anak pendek adalah permasalahan gizi yang cukup buruk bagi kesehatan anak.
“Saya yakin, dengan segenap usaha kita, disertai dengan kerjasama dan sinergisitas dari berbagai pihak, masalah stunting diwilayah Kabupaten Banyumas bisa kita turunkan kembali menuju Banyumas Bebas Stunting 2024,” kata Husein.
Penanganan stunting di Banyumas melibatkan tujuh OPD, yakni Bappedalitbang, Dinsospermasdes, Dinas Kesehatan, DPPKBP3A, Dinpertan KP, Dinas Pendidikan dan Dinperkim.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermasdes) Kabupaten Banyumas Widarso menyatakan, stunting merupakan tanggung jawab semua pihak dan diperlukan sinergitas semua lapisan agar penanganan stunting berjalan secara terkoordinir.
“Diharapkan melalui forum ini upaya penanggulangan stunting antar OPD, maupun para Kader LKD berlangsung sinergis dan tidak ada overlapping tugas di lapangan,” katanya. (aw-3)