PURWOKERTO-Pengadaan bantuan sosial (bansos) sembako untuk keluarga penerima manfaat (KPM), program jaring pengaman sosial, baik reguler maupun dam[ak Covid-19, diminta mengutamakan menyerap hasil panenan dan budidaya potensi lokal masyarakat Banyumas.
Pasalnya,dalam penyaluran tiap bulan beberapa jenis komoditas pangan masih dipasok dari luar daerah. Bahkan pihak penyuplai yang terlibat dalam penyediaan dan distribusi mengunakan jasa sub kontrak dengan pihak ketiga. Sehingga memperpanjang mata rantai dan bisa berdampak terhadap tingginya harga dan kualitas barang.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kartiman mengatakan, hal tersebut mengemuka dalam pertemuan audiensi antara penyuplai program sembako dengan Bupati Achmad Husien, di ruang Djoko Kaiman Pendapa si Panji Purwokerto, Rabu (5/8).
“Pak Bupati minta pengeadaan program BPNT (sembako) harus mengutamakan kontrol terhadap kualita dan vaulem, supaya KPM tidak dirugikan. Penyalurannya juga harus berdampak positif di Banyumas dalam rangka pemberdayaan potensi ekonomi lokal,” katanya, usai pertemuan.
Penyerapan potensi ekonomi lokal, katanya, penyuplai harus membeli dari hasil bumi petani Banyumas. Seperti bers harus menyerap dari hasil panen petani Banyumas, telur daripeternakan lokal, daging juga dari peternak lokal, tempe juga dari perajin lokal.
Begitu pula untuk komoditas sayuran dan buah-buahan, kata Kartiman, pesan bupati harus bisa mengutamakan dan memberdayakan hasil warga Banyumas.
“Untuk sayur dan buah harus produknya wong Banyumas. Bupati juga menyinggung soal produk impor bawang putih bisa diganti bawang merah. Sayuran yang banyak dikembangkan di sini ada kacang panjang dan buncis. Buah juga ada semangka dan melon (bukan apel),” ujarnya.
Karena sebagian pengadaan komoditas sudah terlanjut dipasok dari luar, pihaknya minta kepada para pemasok (penyuplai) untuk terus mengurangi dan menggunakan hasil potensi lokal. Ini bertujuan untuk mendorong agar petani Banyumas gemar menanam produk yang bisa untuk memasok program sembako ini.
Seperti diketahui, penyaluran Juli ada tujuh komoditas. Yakni beras 12 kg dnegan harga Rp 113.400, telur setengah kg (Rp 13.500), daging sapi seperempat kg (Rp 31.300), tempe 1 kg ( Rp 10.000). Kemudian kacang ijo setengah kg ( Rp 11.500), bawang putih seperempat kg (Rp 3.800) dan buah apel setengah kg ( Rp 16.500).
Dari tujuh item komoditas itu, KPM membayar Rp 200.000 melalui agen
(e-warung), setelah pihak Bank Mandiri menstranfer ke rekening masing-masing KPM (e-money). Beras disuplai melalui Asosiasi Perberasan Banyumas (APB), telur melalui PT Libas Indonesia bekerjasama dengan peternak petelur dari Cilongok, daging melalui Paguyuban Pedagang dan Peternak Sapi Banyumas, tempe langsung ke perajin-perajin setempat. Sedangkan kacang ijo, bawang putih dan apel melalui Perumda Pasar Satria Banyumas bekerjasama dengan pihak ketiga (sub pemasok).
Kartiman mengatakan, untuk penyaluran Agustus ini belum diputuskan. Kemungkinan besar, katanya, tidak dengan tujuh item lagi, karena hasil masukan dari berbagai pihak dianggap terlalu banyak. “Hasil pertemuan ini juga akan jadi masukan untuk evaluasi dan pelaksanaan penyaluran bulan ini,” tadasnya. (G22-)