BANYUMAS-Sejumlah warga dan guru di Kabupaten Banyumas meminta pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mengintensifkan kembali pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang beredar di sekolah atau madrasah.
Kepala Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Sonhaji mengaku khawatir jika PJAS yang beredar di sekolah atau madrasah mengandung bahan tambahan pangan (BTP) yang berisiko pada kesehatan anak-anak. Untuk itulah pengawasan hingga sosialisasi tentang jajanan sehat sangat diperlukan bagi anak sekolah, orang tua dan para pedagang.
“Kami berharap dilakukan lagi pengawasan terhadap jajanan anak sekolah yang ada. Karena saat ini memang sangat ramai jajanan anak sekolah dengan berbagai bentuk dan jenis. Sementara kami sebagai orang tua serta anak tidak tahu kondisi higienitas dan kesehatan jajanan tersebut,” jelasnya.
Diharapkan Sonhaji, dengan pengawasan dan sosialisasi tentang jajanan sehat inilah diharapkan anak-anak sekolah calon penerus bangsa bisa terjaga kondisi kesehatan jasmaninya. Konsumsi makanan yang sehat sangat mempengaruhi tumbuhnya generasi penerus yang cerdas, sehat dan unggul.
“Kami merasa peduli dengan hal ini karena memang tak mungkin para guru seluruhnya mengetahui tentang kandungan pada jajanan anak sekolah ini. Anak-anak, masyarakat khususnya juga perlu diberi pengarahan terkait bagaimana memilih bahan, mengolah hingga menyajikan jajanan sehat kepada anak-anak,” katanya.
Siap Tindaklanjuti
Kepala Puskesmas Karanglewas, Kabul Harsono menyambut baik masukan dan permohonan pemerintah desa, masyarakat dan kalangan pendidik agar petugas dinas kesehatan bisa turun ke lapangan memantau dan memeriksa jajanan anak sekolah. Dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan jajarannya dan dinas terkait untuk menindaklanjuti masukan dan permohonan tersebut.
“Terimakasih sudah memberi masukan kepada kami. Semoga permohonan ini bisa ditindaklanjuti oleh kami di lapangan,” jelasnya saat Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Kesehatan di Puskesmas Karanglewas, Rabu (12/2).
Sementara itu, di MI Maarif NU 1 Kranggan, Kecamatan Pekuncen juga terus menyelenggarakan kegiatan satu hari tanpa jajan setiap minggu kepada para siswa. Para siswa diminta membawa bekal makanan sendiri ataupun bisa membeli jajanan sehat yang telah disediakan oleh pihak madrasah. Hal ini penting untuk mengurangi jajanan sekolah yang kemungkinan banyak mengandung bahan pangan tambahan baik itu pewarna, pengawet dan perasa.
“Kami terus mendorong anak-anak bisa membawa bekal makanan sehat dari rumah, meski hanya baru satu hari dalam seminggu. Soalnya sekarang ini, peredaran jajanan di sekolah sudah sangat marak dan bervariasi. Kamipun tak tahu jika jajanan sekolah itu apakah sudah aman ambang batas penggunaan bahan tambahan pangannya,” jelas Kepala MI Maarif NU 1 Kranggan, Farida. (K37-)