SIGALUH – Penghijauan di lahan kritis dinilai sebagai salah satu solusi untuk mengurangi risiko bencana kekeringan dan tanah longsor di Banjarnegara. Sehingga, upaya untuk mewujudkan Banjarnegara sebagai Kabupaten Konservasi harus terus dilakukan seluruh elemen masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Banjarnegara Syamsudin saat pencanangan program Tanam Buah di Sekolah (Tabuhlah) di SMAN 1 Sigaluh. Menurutnya, persoalan yang terjadi di Banjarnegara erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Saat musim kemarau, terjadi kekeringan dan krisis air. Sedangkan di musim hujan, terjadi longsor di mana-mana.
“Salah satunya adalah masalah kurangnya penghijauan,” katanya.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan penghijauan. Menanam pohon pada hakikatnya melestarikan kehidupan. Karena itu, dia memberikan apresiasi kepada SMAN 1 Sigaluh yang mencanangkan program Tabuhlah. Program ini merupakan wujud nyata dari wawasan wiyata mandala, di mana sekolah menjadi pusat kebudayaan.
“Ini tentu akan mendorong terwujudnya Banjarnegara sebagai Kabupaten Konservasi,” tandas Wabup.
General Manager PT Indonesia Power UP Mrica, Slamet Suwardi menyatakan memberikan apresiasi atas kegiatan penghijauan tersebut. Selain berdampak langsung terhadap lingkungan, kegiatan ini juga sangat membantu Indonesia Power menjaga ketersediaan air sebagai sumber pembangkit listrik.
“Kepedulian sekolah terhadap lingkungan akan menjamin kelestarian lingkungan, dan hal itu akan berimbas pada keberlanjutan kerja Indonesia Power dalam memproduksi listrik nasional,” terangnya.
Kepala SMA Negeri 1 Sigaluh Ibnu Rohmadi mengungkapkan, selain kegiatan penanaman, kegiatan juga dibarengkan dengan kompetisi membuat video klip lagu bertema lingkungan dalam upaya kampanye pelestarian lingkungan.
“Kami tidak hanya berhenti pada kegiatan penghijauan di sekolah, tapi kita tindaklanjuti dengan kampanye lingkungan melalui video karya siswa yang diunggah ke media sosial,” ujarnya. (K36-52)