PURWOKERTO – Selama pandemi Covid-19, okupansi penumpang kereta api di wilayah Daop 5 Purwokerto turun hingga 70 persen.
“Penumpang kereta pada masa pandemi Covid-19 di Daop 5 Purwokerto kini rata-rata tinggal 2000 – 3000 penumpang per hari. Pada kondisi normal sebelum Covid, jumlah penumpang rata-rata 9000 – 12.000 orang per hari,” ungkap Vice President Daop 5 Purwokerto Agus Setiyono, saat silaturahmi dan makan siang bersama wartawan Rabu (12/8) di Omah Inyong Purwokerto.
VP Daop 5 yang didampingi Manajer Humas Supriyanto dan Manajer Angkutan Penumpang Aditya Darna mengatakan, dengan penurunan itu jumlah penumpang selama pandemi Covid-19 tinggal 20 – 30 persen dari kondisi normal sebelum Covid-19.
Manajer Angkutan Penumpang menambahkan rendahnya jumlah penumpang karena di kereta api masih dibatasi okupansi oleh peraturan menteri.
“Selama pandemi ada ketentuan orang yang naik KA, wajib bebas Covid. Ketentuan tersebut dikeluhkan masyarakat karena untuk naik travel, bus dan kendaraan pribadi tidak ada ketentuan tersebut,” kata Aditya.
Salah satu upaya untuk menpermudah calon penumpang kereta, lanjut dia, saat ini di Stasiun Purwokerto ada pelayanan rapid test dengan biaya Rp 85.000.
“PT KAI saat ini terus mengevaluasi perjalanan KA jarak jauh. Mudah-mudahan kondisi pandemi bisa segera diatasi sehingga pelayanan angkutan KA bisa normal seperti sedia kala,” papar Adit yang juga didampingi Manajer Angkutan Barang Aries Kusnandar.
Untuk angkutan barang, Aries mengatakan selama pandemi Covid-19 menjadi tulang punggung karena angkutan penumpang lagi turun drastis.
Bahkan dengan dibukanya layanan Rail Express untuk angkutan barang, kata Aries, angkutan barang mengalami kenaikan dari 9 ton menjadi 15 ton.
“Kenaikan terutama sekali pada angkutan barang kebutuhan rumah tangga. Sekarang sejumlah UMKM dan Perusda mengirim barang dengan kereta api,” katanya.
Barang yang dikirim kata Aries diantaranya kacang hijau, kentang, gula merah, sayur mayur dan buah-buahan.
Untuk barang lainnya yang dikirim dengan KA adalah BBM Pertamina dan semen.
“Angkutan barang ini akan terus dikembangkan. Saat ini baru dari stasiun ke stasiun. Ke depan, bisa dikirim sampai alamat dituju,” terangnya. (G23-1)