BANYUMAS-Ketua Jaspinka (Jaringan Sastra Pinggir Kali) Cirebah, Cihonje, Kecamatan Gumelar, Eddy Pranata PNP diundang mengikuti dua acara festival sastra internasional. Undangan tersebut diterimanya setelah puisi yang dikirimkan dalam kedua festival tersebut lolos kurasi.
Dua festival itu adalah Festival Internasional Gunung Bintan, di Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau, 28 Oktober-1 November dan Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 29 November-1 Desember.
“Bersyukur sekali saya, yang tinggal di pelosok desa, bisa diundang mengikuiti Festival Sastra bertaraf internasional. Semoga ini menjadi pertanda bahwa sastra benar-benar telah menjelajah dunia,” kata Eddy Pranata.
Puisi yang mengantarkan Eddy Pranata ke festival sastra Gunung Bintan berjudul “Aku Mengejarmu dengan Sesekali Terguling dan Terluka”. Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019 dan Hari Puisi Indonesia 2019 Kepri diprakarsai Yayasan Jembia Emas dan Dewan Kesenian Kepri dengan dukungan Dinas Kebudayaan Kepri, Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkot Tanjungpinang dan Pemkab Bintan.
Untuk menandai perhelatan itu, panitia akan menerbitkan buku antologi puisi Jazirah 2 dengan tema “Segara Sakti, Rantau Bertuah” (Jazirah Melayu dalam Puisi).
Salah seorang penggagas acara, Rida K Liamsi menyebutkan, Segara Sakti Rantau Bertuah adalah nama lain dari kawasan Maritim yang terbentang dari Laut Cina Selatan, Selat Melaka sampai ke Selat Karimata. Sejak beratus tahun lalu kawasan itu menjadi pusat pelayaran, perdagangan dan pusaran sejarah kemaharajaan Melayu serta pertembungan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan dunia lainnya.
Festival Sastra Gunung Bintan ini akan dihadiri para penyair Negeri Serumpun (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darusssalam, Thailand, Miyanmar, Kamboja dan vietnam).
Sementara itu, puisi yang mengantarkan Eddy Pranata ke Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival berjudul “Apel dari Kebun dalam Dirimu”. Festival ini adalah festival sastra independent yang secara parsial didanai oleh Pemerintah Kota Banjarbaru dan pihak-pihak lain yang punya kepedulian yang sama.
Acara ini dijalankan dengan kerjasama luas dengan lembaga dan individu yang peduli dengan perkembangan dan pembacaan puisi, pembacaan cerita pendek, pemutaran film. Selain itu untuk meluaskan ruang sastra, akan ada penampilan musik dan tari. Pada bagian yang lain, seminar sastra, konferensi dan pameran arsip sastra.
Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival bertujuan mempromosikan Sastra Indonesia dan Serumpun, Puisi dan Prosa. Mengangkat potensi Kota Banjarbaru sebagai Kota Sastra dan titik pijar Budaya. Mengembangkan diri menjadi Festival yang bersifat tetap, tahunan dan berjangkauan internasional. Merintis jalan untuk satu struktur yang efisien yang memungkinkan kerjasama unsur-unsur masyarakat sipil, pihak-pihak swasta, organisasi-organisasi di level nasional dan internasional untuk menjalin kerjasama produktif dengan pihak-pihak daerah, termasuk pemerintah daerah. (K37-)
Diskusi tentang artikel