PURWOKERTO – Kegiatan vaksinasi massal Kementerian BUMN di Gelanggang Olah Raga (GOR) Satria Purwokerto mulai tanggal 31 Maret terkesan dipaksakan.
Pasalnya jatah vaksin dari BUMN yang sedianya untuk melayani warga lansia dan pegawai pelayanan publik umur di atas 50 tahun di wilayah Banyumas Raya (empat kabupaten) sampai pelaksanaan ternyata belum tersedia.
Panitia pun terpaksa meminjam jatah vaksin untuk Kabupaten Banyumas. Padahal vaksin ini sebenarnya dipakai untuk program vaksinasi yang sudah terjadwal melalui puskesmas-puskesmas.
“Iya, vaksin yang jatah dari BUMN belum datang, sehingga pinjam dulu jatahnya Banyumas dari provinsi. Jadi untuk sekarang sampai Sabtu diutamakan untuk warga Banyumas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto, Rabu (21/3/2021).
Karena panitia BUMN belum siap, namun kegiatan tetap dilaksanakan, kata Sadiyanto, jatah vaksin yang dipinjamkan juga tidak sepenuhnya seperti yang direncanakan pihak penyelenggara, sehari melayani sampai 2.000 vaksin.
“Kita pinjami 2.000, sehingga sehari hanya bisa dilayani sampai 500 warga saja. Sehingga sampai Sabtu besok, total ada 2.000 vaksin,” katanya.
(Baca Juga: Ini Kabar Baik Vaksinasi Untuk Lansia Banyumas Raya dari Bupati Husein)
Saat vaksin dari BUMN sudah datang, lanjut dia, sesuai perencanaan sehari melayani 2.000 untuk warga di empat kabupaten.
Tenaga Medis
Dia mengakui, vaksinasi massal Kementerian BUMN ini yang belum siap hanya pengadaan vaksin saja. Sedangkan secara teknis pelaksanaan sebetulnya sudah siap, mulai dari tempat sampai tenaga medis yang akan melayani.
“Karena kita posisinya hanya membantu. Karena sekarang untuk warga Banyumas, kita membantu untuk pengerahan warga yang bakal divaksin, pengawasan dan pembinaan, sehingga pelaksanaannya kita pantau,” ujarnya.
Bahkan jika dibutuhkan, kata dia, pihaknya sudah merencanakan melibatkan sekitar 25 tenaga medis dokter umum yang mengikuti program internsip dokter dari pusat ditempatkan di Banyumas (dokter yang lulus dan wajib mengabdi satu tahun di puskesmas).
Salah satu panitia penyelenggara Pricillia saat dmintai keterangan di lokasi menyatakan, kegiatan tersebut terbatas untuk liputan media. Alasannya menghindari kerumuman, dan media hanya dibatasi yang boleh meliput tiga orang saja.
“Mohon maaf ya, kami hanya menjagani protokol kesehatan, sehingga tidak bisa kami layani (peliputan-red). Untuk menghindari kerumuman,” katanya saat menghalangi awak media untuk masuk lokasi meliput kegiatan tersebut, Rabu pagi.
Hendra, panitia lain menjelaskan alasan penyelenggara tidak membolehkan awak media meliput dalam jumlah banyak. Menurutnya, panitia khawatir yang diberitakan hanya terkait adanya kerumunan. Dengan alasan itu, pihaknya memutuskan membatasi sehari hanya diperbolehkan tiga media saja.
Namun para jurnalis menyayangkan, panitia tidak mensosialisasikan peraturan tersebut terlebih dulu. Sehingga puluhan jurnalis dari berbagai media melakukan aksi protes karena tidak boleh melakukan peliputan dengan cara menanggalkan alat kerja dan kartu pers mereka di depan panitia penyelenggara. (aw-2)