PADA masanya, alat memasak nasi berupa dandang, menjadi kebutuhan penting harian bagi kaum ibu di Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Bila rusak, secepatnya akan langsung diperbaiki, atau membeli yang baru.
Namun dalam perkembangannya, kini, alat tradisional tersebut kian jarang digunakan. Tingkat kebutuhan masyarakat juga semakin langka, karena umum memakai rice cooker.
Pergeseran kebutuhan itu pula yang dirasakan seorang perajin dandang di Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Iim Masruan. Kesehariannya, kini minim sekali didatangi pemesan dandang.
“Untuk dandang, seiring perkembangan jaman, sekarang minim sekali yang memesan ke sini,” ujar Iim Masruan, saat ditemui SuaraBanyumas, baru-baru ini.
Walau demikian, sepinya pemesan dandang bukan berarti tidak ada. Dalam sesekali waktu, masih terdapat pemesan, baik yang datang langsung atau via telepon. “Orang yang butuh dandang masih ada, tapi jarang. Itu pun, umumnya bukan untuk memasak nasi,” ungkap pria 63 tahun itu.
Pemesan dandang umumnya untuk keperluan tradisi. Biasanya, pemesan adalah orang yang hendak menikah.
“Dandang dipesan untuk keperluan seserahan saat nikahan. Biasanya kan bawa banyak seserahan, termasuk dandang,” ujar dia.
Lantas, bagaimana nasib Iim Masruan di tengah minimnya pemesan dandang kini? Ayah 11 anak tersebut mengaku tidak punya usaha lain. Namun, produk kerajinan yang dibuatnya tidak sebatas dandang. Produk kerajinan lain yakni berupa alat memasak gula jawa (wajan), alat memasak kue jenang (jadi), soled, irus dan alat dapur lainnya.
Saat ini, Iim mengaku masih bisa mendapatkan penghasilan dari produk kerajinan lainnya yang masih banyak diminati. “Yang sampai sekarang masih ramai itu wajan. Dalam sebulan, rata-rata ada 20 pesanan,” papar dia.
Harga jual wajan buatannya, umumnya laku Rp 2,1 juta. Wajan terbuat dari aluminium dengan ketebalan 4-5 milimeter.
“Dengan penjualan itu, alhamdulillah bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Camat Sidareja, Budi Narimo mengakui, perkembangan jaman kerap berpengaruh terhadap daya jual hasil kerajinan, seperti dandang. Karena perkembangan teknologi, terus mengeluarkan produk yang semakin inovatif dan modern.
“Karena itu, kami rasa penting pula bagi tukang sayang (sebutan untuk perajin alat dapur-red) untuk terus berinovasi,” katanya. (Teguh Hidayat Akbar-60)