PURWOKERTO – Persediaan alat rapid test yang dimiliki Pemkab Banyumas kini tinggal 800 buah. Sementara kebutuhan untuk pencegahan dan penanggulanga. Penyebaran virus Covid-29 masih berlanjut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto mengatakan, untuk mengatasi kekurangan itu pihaknya sedang mengajukan 5.000 alat rapid test ke Provinsi Jawa Tengah.Dari total rapid 8.512 yang dimiliki pemkab, katanya, saat ini tinggal tersisa 800 buah.
“Tinggal 800. Kita kan diberi peluang oleh provinsi untuk mengajukan. Karena provinsi mau pengadaan dalam waktu dekat, kita ajukan 5000,” katanya, Senin (8/6).
Menurutnya, juka yang diajukan terpenuhi semua, maka pemerintah kabupaten tidak perlu untuk membeli rapid lagi.
“Kalau provinsi misalkan turun 2.500, nanti kita minta anggaran APBD yang sudah ditawari oleh Bupati. Untuk beli tapi pembelian kita tetap rasional, anggaran untuk beli rapid masih memungkinkan,” ucapnya.
Terkait akurasi pemkaian rapid, kata dia, hanya 60%. Kendati demikian rapid diperlukan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil terkait penanganan Covid-19.
“Perlu. Tapi memang lebih akurat jika langsung swab, pada kontak erat kalau memang swab sangat memungkinkan itu yang akan kita lakukan tidak berlama-lama menunggu keputusan ini mau kita lockdown mau kita bebaskan, atau orang ini sudah dinyatakan tidak Covid-19 sudah jelas,” ungkapnya.
Rapid sendiri dijelaskannya, diprioritaskan pada kelompok resiko. Harus ada pertimbangan epidemiologi, apakah mereka resiko, kontak erat, apakah kita sedang bisa dibilang menduga-duga apakah kelompok tertentu positif apa tidak berdasarkan perhitungan Dinkes.
Bupati Achmad Husein mengatakan, terkait stok rapid perlu membeli lagi. “Harus beli lagi, provinsi katanya kemarin ngasih. Kita mesti beli lagi,” kata bupati. (G22-2)