PURWOKERTO – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas selama lima tahun terakhir (2013-2018), terus mengalami peningkatan yang berarti. Tahun 2018 tercatat mencapai 6,36 persen.
“Capaian ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi dan tingkat nasional,” kata Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, Senin (14/10).
Pertumbuhan ekonomi di Jateng tahun 2018, katanya, hanya sebesar 5.32 persen. Sedangkan tingkat nasional pada tahun yang sama tercatat, hanya 5,17 persen.
Untuk indeks pembangunan manusia (IPM), yang merupakan capaian indikator pembangunan secara keseluruhan di Banyumas, kata dia, juga tergolong tinggi. Capaian ini terdiri dari tiga dimensi, yakni kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak.
“IPM di Banyumas tahun lalu sebesr 70,75 persen, dan ini juga di atas provin. Untuk angka harapan hidup tahun 2017 mencapai 73,23 persen, harapan lama sekolah 12,63 persen, rata-rata lama sekolah 7,4 dan daya beli 10,72 persen,” katanya.
Sedangkan laju inflasi sebagai indikator stabilitas ekonomi melalui pantauan gejolak harga-harga barang masyarakat, lanjut wabup, lima tahun terakhir ini juga menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dengan tren mengalami penurunan dibanding provinsi maupun nasional. Tahun 2017, laju inflasinya mencapai 2,98 persen.
Menyangkut pengangguran terbuka di Banyumas, terang dia, selama kurun waktu lima tahun terakhir cenderung menurun. Tahun 2018, katanya, tercatat 4,51 persen. Diharapkan ke depan bisa diturunkan secara drastis, karena bupati dan DPRD sudah bersepakat untuk membangun kawasan industri.
“Salah satunya, yang sudah kita gandeng adalah pabrik garmen di Kalibagor. Sekarang sudah mulai pelatihan-pelatihan tenaga kerja dari warga desa. Kami menyarankan pelatihan-pelatihan ini memakai dana BUMDes, karena tidak menyalahi aturan. Tutornya dari investornya,” katanya.
Untuk indeks rasio gini yang merupakan indikator yang menunjukan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh, katanya, selama lima tahun terakhir ini juha cenderung membaik. Tahun 2018 tercatat 0,309 persen. (G22-20)