PURWOKERTO – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Satria, milik Pemkab Banyumas ada keinginan untuk ‘menguasai’ suplai atau rantai pasok bahan pangan program Bansos Sembako Kemensos di wilayah setempat.
Pasalnya, dari berbagai jenis komoditas bahan pangan yang harus disiapkan tiap bulan untuk disalurkan ke keluarga penerima manfaat (KPM), baru mendapatkan untuk jenis bahan pangan sayuran atau buah saja.
“Kita sejak April lalu mendapat penugasan dari Dinsospermades baru untuk komoditas sayuran atau buah-buahan. Kalau diberi kesempatan ya ingin menyuplai untuk yang lain, seperti beras dan telur,” kata Direktur Perumda Pasar Satria Kabupaten Banyumas, Sularso, Rabu (29/7).
Seperti diketahui, untuk pasokan beras ditangani oleh mitra Bulog dan non mitra, yang tergabung dalam Asosiasi Perberasan Banyumas (APB).
Untuk jenis daging, melalui Perhimpunan Pedagang Daging (jagal) Banyumas. Untuk telur sebelumnya melalui Perhimpunan Insan Peternak Nasional (Pinsar) Kabupaten Banyumas, kumpulan dari sejumlah peternak ayam petelur. Namun mulai Juli ini, Pinsar menurut secara resmi dari pengadaan telur untuk program sembako. Sedangkan jenis tempe melalui paguyuban perajin tempa Banyumas.
Sularso menggambarkan, keinginan untuk menyuplai penuh jenis bahan pangan yang lain diluar sayuran atau buah-buahan, karena ada keuntungan rutin bulanan yang cukup menjanjikan.
“Sejak kita masuk (dapat penugasan) mulai April sampai Juli ini, sudah ada pemasukan sekitar Rp 400 juta sendiri (non modal),” tandasnya.
Penyediaan Barang
Menurutnya, untuk penyediaan barang bahan pangan, pihaknya bermitra dengan pelaku usaha baik pedagang maupun pemasok, yang diikat dengan sistem kerjasama. Pelaku usaha yang bermitra, kata dia, bertanggungjawab mulai pengadaan, kualitas barang sampai pendistribusian hingga ke agen-agen atau e-warung.
“Jika ada kerusakan barang bahan pangan, sudah ada komitmen langsung diganti. di kita juga ada bagian yang menangani untuk quality control. karena jumlah barang bahan pangan yang kita pasok besar, ya pasti ada satu-dua yang sampai ke KPM, tidak sesuai. Kalau ada temuan dan laporan langsung diganti,” katanya mencontohkan saat ada temuan buah apel yang rusak di beberapa KPM pendistribusian Juli ini langsung diganti.
Untuk penyaluran bulan ini yang sudah berlangsung tanggal 10 Juli untuk KPM dampak Covid-19 dan mulai tanggal 23 Juli untuk program sembako reguler. kata Sularso, penugasan dari Dinsospermades untuk jenis bawang merah, kacang ijo dan buah apel.
“Setiap bulan bisa berganti, tergantung penugasan dari dinas. Bulan Juni lalu, ada bawang putih, dan sebelumnya sayurannya jenis kentang,” terangnya.
Kepala Bidang Bisnis dan Pengembangan Perumda Pasar Satria, Prasetyo Budi Widodo mengatakan, jatah distribusi yang diterima dari dinas tiap bulan berbeda. Bulan ini dari tiga jenis bahan pangan, total harga sampai KPM sebesar Rp 31.800.
Yakni bawang putih apel 250 gram seharga Rp 3.800, kacang ijo 500 gram (Rp 11.500), buah apel tiga butir berat minimal 500 gram (Rp 6.500).
“Tentunya harga dari pelaku usaha yang masuk ke kita tidak segitu, pasti dibawahnya. Termasuk harga ke agen (e-warung),” tandasnya.
Bulan Juni lalu, katanya, hanya mengelola seharga Rp 21.600 untuk 204.125 KPM. Bahkan sebelumnya, saat memasok jenis kentang hanya mendapat harga Rp 13.000.
Dia mengatakan, untuk penyaluran Juli ini, pihaknya menyalurkan kepada sekitar 227.000 KPM. Terdiri untuk dampak Covid-19 sebanyak 79.203 KPM, dan sembako reguler sebanyak 190.082 KPM. (G22-1)