PURWOKERTO – Perwakilan peternak ayam petelur Banyumas dan distributor penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan terdampak Covid-19 mengadu ke Komisi 3 dan 4 DPRD setempat, Rabu (3/6) sore.
Mereka minta wakil rakyat untuk mengawal dan mengatasi penyaluran bantuan sosial sembako khususnya telur agar sesuai ketentuan pemerintah, diterima KPM dalam kondisi kualitas dan kuantitas yang sesuai.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Kabupaten Banyumas, Hardiyat Gembong mengatakan, selama penyaluran bulan Mei lalu, pihaknya menemukan ada jatah telur ke KPM yang disalurkan lewat agen (e-warung), dioplos dengan jenis telur infertil maupun telur kualitas rendah.
Temuan itu, katanya, diluar yangdipasok peternak yang tergabung di Pinsar. Ada kemungkinan telur itu berasal dari luar Banyumas, terutama dari Jawa Timur yang dijual dengan harga murah.
“Telur infertil itu mulai dioplos sejak ada program PKH, mulai Januari dan Februari-Maret. Bisa dibayanngkan berapa keuntungan pedagang telur, karena harganya hanya Rp 10.000 per kilogram. Padahal telur yang normal waktu itu Rp 14.000 per kilogram,” katanya.
Berjalannya waktu, saat Pinsar diminta ikut menyuplai jatah telur program BPNT reguler dan terdampak Covid-19, harga telur normal juga terus naik. Penyaluran tiga kali Mei lalu, dari Pinsar harganya Rp 19.000 per kilogram.
“Saat kami dilbatkan, baru bisa menangani sekitar 187 ton program Covid-19, PKH dan BPNT. Kalau semu harusnya ada 213 ton per bulan. Sisanya sekitar 40 ton belum masuk ke kami, tapi kecamatan-kecamatan jalan sendiri,” ujarnya.
Dia menduga, munculnya telur yang masih ada kualitas tidak bagus, seperti busuk, menjamur, timbangan tidak sesuai, dimungkinkan karena dipasok oleh pedagang lain diluar jalur Pinsar.
“Padahal itu bukan dari yang kami pasok, mengingat kami baru bisa memasok sekitar 60 persennya,” tandas dia.
Untuk pendistribusian dari gudang sampai ke agen (e-warung), pihaknya bekerjasama dengan PT Libas Indonesia di Purwokerto, untuk menyiapkan para penyalurnya. Pihaknya mengaku berkonsentrasi pada proses produksi.
Humas PT Libas Indonesia, Nur Fauzi mengatakan, pihaknya baru ikut pendistribusian jalur Pinsar di bulan Mei, untuk distribusi tiga kali. Yakni tanggal 6,15 dan 18.
“Aturan kami sudah jelas, jika telur itu busuk dan pecah diganti, begitu pula kurang timbangan. Saat disalurkan sampai ke agen, jika ditemukan kondisi seperti itu, maksimal satu hari kemudian sudah bisa diganti atau sehari sebelum sampai KPM, jika di agen sudah ditemukan langsung diganti,” terangnya.
Dalam penyaluran ini, pihaknya menggandeng pedagang-pedagang yang sudah terbiasa mengirim ke agen. Proses dari gudang Pinsar ke agen, kata dia, menjadi tanggung jawab pendistribusi atau penyalur.
“Telur ini karena kandungan proteinnya tinggi, kalau terjadi benturan dan pecah, lebih dari sehari pasti busuk atau rusak dan bisa menular ke yang lain. Makanya biasanya kami mulai menyalurkan ke agen minimal sehari sebelum waktu hari H,” katanya.
Minta Konfirmasi
Ketua Komisi 3, Rachmat Imanda mengatakan, untuk penyaluran telur jatah sembako bansos, diluar tahunya dari Pinsar. Setelah ada pengaduan ini, pihaknya juga akan mengundang dan minta konfirmasi ke pihak penyalur lain, termasuk dari Dinsospermades.
“Kalau yang lain tidak benar dalam pengadaan dan penyaluran juga akan kami tegur. Saat ini yang lagi tranding topik untuk bansos sembako ya telur. Sebelumnya beras, sayuran dan daging. Setelah kita kawal dan evaluasi kini sudah mulai membaik,” kata wakil rakyat dari Gerindra ini.
Sekretaris Komisi 4, Andik Pegiarto mengatakan, DPRD hanya ingin memastikan bahwa bansos yang diterima KPM sesuai dengan hak yang sudah diatur.
“Kami juga mendorong ada pemberdayaan untuk UMKM atau potensi lokal dengan melibatkan mereka. Sebelumnya sampai Maret kan masih dimonopoli pihak luar, setelah itu sudah melibatkan pelaku usaha dan UMKM dari Banyumas. Ini bentuk suport yang kami berikan. Makanya jangan sampai dalam pengadaan dan penyaluranya justru bermasalah,” tandas wakil rakyat dari Golkar ini.
Khusus untuk penyaluran telur, pihaknya juga akan segera mengundang pihak-pihak lain diluar jalur Pinsar, yang ikut menyuplai telur ke agen.
“Mereka-mereka akan kamiklarifikasi. Begitu ada sembako yang sampai ke KPM tidak sesuai ketentuan, maka temen-temen agen dan penyuplai harus segera mengganti,” katanya. (G22-2)