SOMAGEDE – Pemerintah Desa Piasa Kulon Kecamatan Somagede, Banyumas kedepan akan menata sejumlah pedagang kaki lima (PKL), di seputaran taman dan embung desa setempat. Saat ini pemerintah desa masih memperbolehkan para PKL menjajakan dagangannya, guna memperkenalkan diri kepada khalayak umum. Namun, dengan catatan mereka tetap menjaga ketertiban dan kebersihan lokasi ruang terbuka hijau milik desa tersebut.
Kepala Desa Piasa Kulon, Ratno menyebutkan, sejak dibuka sekitar September lalu, fasilitas umum (fasum) sekaligus taman bermain di komplek Embung Rawabener, banyak dikunjungi warga. Selain warga desa setempat, banyak warga luar desa, bahkan luar kabupaten berkunjung ke lokasi taman bermain embung.
“Saat ini sudah ada sejumlah PKL yang berjualan, tetapi memang belum kami tata dan belum ditarik retribusi,” ungkapnya.
Menurut dia, memang pembuatan embung dan taman bermain memiliki potensi yang bisa dimaksimalkan. Jika nantinya sarana dan prasarana penunjang taman tersebut semakin lengkap, nantinya pasti angka kunjungan masyarakat akan meningkat.
“Pembangunan pembangunan masih akan terus dilakukan sampai 2021. Nantinya untuk PKL juga akan kami buatkan regulasi, untuk menata dan bisa menarik retribusi ke desa,” beber Ratno.
Arah kedepan, selain menata para PKL, pihaknya akan membuat gasebo-gasebo di pinggiran ruang terbuka hijau tersebut. Dengan adanya fasilitas ini, nantinya para pengunjung bisa semakin nyaman. Untuk PKL juga akan memberdayakan masyarakat desa setempat, sehingga nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan warga.
“Arah kedepan tentu kami ingin PKL yang berjualan, bisa mengangkat potensi lokal Desa Piasa Kulon,” harapnya.
Promosi Potensi Lokal
Dia mencontohkan, jika PKL nantinya menyajikan makanan dan minuman khas desa, serta menjual kerajinan tangan masyarakat lokal, tentu hal itu akan memiliki nilai lebih, guna mempromosikan potensi lokal Desa Piasa Kulon. Tak bisa dipungkiri, saat ini banyak makanan maupun minuman tradisional yang perlu dimunculkan agar keberadaannya tetap lestari.
“Banyak potensi lokal seperti buah sukun, gadung, aren dan lainnya, itu belum termanfaatkan secara maksimal,” akunya.
Jika nantinya PKL dapat ditata secara baik, dengan pengelolaan yang seragam, serta memaksimalkan potensi kearifan lokal, tentu lokasi wisata ini akan menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat. Bukan hanya masyarakat desa saja, melainkan dari wilayah lain dari Banyumas maupun Banjarnegara serta lainnya.
“Memang butuh waktu dan proses panjang agar potensi yang tersedia ini dapat dikenal masyarakat dan menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Tapi harus dilakukan serius dan konsisten,” tutupnya. (mar-60)
Diskusi tentang artikel