BANJARNEGARA – PT Indonesia Power menghentikan sementara operasional PLTA Waduk Mrica sejak 4 Desember lalu karena tertutupnya intake oleh sampah dan sedimen. Upaya pembersihan terus dilakukan dan ditargetkan PLTA kembali beroperasi pada Februari mendatang.
Plt General Manager PT Indonesia Power Mrica PGU, Slamet Suwardi mengatakan, selama musim hujan ini kiriman sampah dan sedimen terus terjadi di Waduk Mrica. Upaya pembersihan sampah masih terus dilakukan. Selain itu, juga telah dipasang alatan penahan sampah di bagian hulu.
“Alat penahan sampah sudah diperkuat dua kali lipat sehingga sampah akan tertahan dan tidak masuk intake,” katanya, saat audiensi dengan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Rabu (27//1).
Pihaknya berusaha agar PLTA kembali beroperasi pada bulan Februari mendatang. Karena itu, upaya recovery intake tetap diprioritaskan agar turbin bisa kembali beroperasi dan bebas dari kendala sampah.
“Jadi harus bersih dulu dari sampah, agar turbinnya tidak rusak. Sampah jadi masalah serius karena bisa mengganjal turbin,” jelasnya.
Kolaborasi
Pada pertemuan tersebut, pihaknya juga menyampaikan hasil kolaborasi antara PT Indonesia Power dengan Pemkab Banjarnegara selama tahun 2020 serta rencana program bersama tahun 2021. Pihaknya berkomitmen untuk mendukung program Pemkab, karena saat ini Banjarnegara menjadi daerah primadona di tingkat nasional.
(Baca Juga: Hujan Deras, Elevasi Air Waduk Mrica Lebihi Kapasitas)
“Selain itu, kami juga meminta Pemkab Banjarnegara membantu kami mensosialisasikan kepada masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian saat PLTA kembali beroperasi,” ujarnya.
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono menyatakan, PLTA merupakan aset milik negara yang harus dijaga bersama. Terkait rencana pengoperasioan kembali PLTA, pihaknya juga akan membantu sosialisasi kepada masyarakat di sisi bawah waduk.
“Karena kalau nanti dibuka, aliran air akan naik. Takutnya, kalau ada warga atau anak-anak yang masih ada di sungai,” katanya.
Sebagai informasi, PT Indonesia Power Mrica PGU menghentikan operasional PLTA sejak 4 Desember 2020 karena tertutupnya intake oleh sampah dan sedimen. Kondisi tersebut dipicu force majeure banjir Sungai Serayu pada 1-4 Desember 2020. Upaya pemeliharaan dilakukan mulai 16 Desember dengan pengangkatan sampah di sekitar intake. (cs-2)