PURWOKERTO – Dalam menghadapi kemajuan zaman yang semakin pesat saat ini, keberadaan satuan PNF (Pendidikan Non Formal) dituntut mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat, khususnya dalam dunia kerja.
Penilaian tersebut diungkapkan Kepala Pusat PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah, Djayeng Baskoro dalam sebuah acara di SKB Purwokerto, baru-baru ini.
Satuan pendidikan non formal, khususnya satuan pendidikan kesetaraan harus mampu menyediakan layanan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat sebagai bekal persiapan di dunia kerja atau berwirausaha.
Masyarakat akan mencari lembaga satuan pendidikan non formal yang menyelenggarakan layanan pendidikan keterampilan yang mereka butuhkan.
”Ketika ada masyarakat yang butuh keahlian di bidang mengelas, maka ketika ada satuan pendidian non formal yang menyediakan layanan keterampilan mengelas, otomatis mereka akan mencari satuan pendidikan tersebut,” terang dia.
Kemudian bila ada masyarakat yang ingin memiliki kemampuan di bidang tata kecantikan, maka mereka akan mencari satuan pendidikan non formal yang menyelenggarakan layanan keterampilan tata kecantikan. Demikian seterusnya.
(Baca Juga : Layanan Pendidikan Nonformal Harus Berkualitas)
Dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, kata Djayeng, tidak tertutup kemungkinan sebagian pekerjaan yang ada sekarang akan tergantikan dengan otomatisasi atau digitalisasi, sehingga lapangan pekerjaan menjadi berkurang.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk menghadapi kondisi tersebut, cara atau model pembelajaran yang diselenggarakan satuan pendidikan non formal perlu diubah dengan menyesuaian perkembangan zaman.
”Daripada nanti susah-susah sudah mengeluarkan sumber daya untuk mendidik, tapi setelah lulus ternyata peserta didik sulit mendapatkan pekerjaan, maka lebih baik cara pembelajarannya mulai diubah dari sekarang,” pungkas dia.(bs-1)
Diskusi tentang artikel