KARANGKOBAR – Polres Banjarnegara melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah kawasan hutan di Kabupaten Banjarnegara. Upaya tersebut untuk memastikan penyebab serta pelaku kebakaran.
Kapolres Banjarnegara AKBP Aris Yudha Legawa mengatakan, pada musim kemarau ini terjadi beberapa kasus kebakaran hutan. Untuk memastikan penyebab terbakarnya hutan dan lahan tersebut, pihaknya selalu melakukan penyelidikan bekerja sama dengan Perhutani dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara.
“Kami selalu melakukan upaya penyelidikan terhadap setiap kejadian kebakaran hutan. Apakah karena kesengajaan atau faktor alam,” katanya, usai acara Sarasehan Antisipasi Karhutla dan Rehabilitasi Hutan Lindung, Jumat (11/10).
Dikatakan, sejauh ini pihaknya belum menetapkan tersangka terkait kejadian kebakaran hutan di Banjarnegara. Pihaknya akan terus memantau wilayah rawan terjadi karhutla dengan menggandeng intitusi terkait dan masyarakat.
“Kami akan menitikberatkan pada antisipasi terjadinya karhutla, bekerja sama dengan Perhutani, Kodim, BPBD dan LMDH untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran dan pembakaran hutan,” tandasnya.
Administratur Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Didit Widi Hidayat menyatakan, selama musim kemarau ini telah terjadi 10 kasus karhutla di wilayahnya, yang meliputi Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara. Total kerugian ekonomi mencapai Rp 300 juta. Dari jumlah kasus karhutla tersebut, terbanyak terjadi di Banjarnegara namun skalanya kecil dan mudah dipadamkan.
“Dua kebakaran hutan yang terbesar di hutan lindung Gunung Slamet di wilayah Purbalingga 30 hektare dan wilayah Banyumas 14,3 hektare,” terangnya.
Dikatakan, selain faktor cuaca panas yang menyebabkan lahan mudah terbakar, pihaknya juga mensinyalir ada unsur kelalaian manusia, baik disengaja maupun tidak sengaja. Saat ini, kasus tersebut sedang diselidiki Polres.
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama bisa diungkap,” katanya.
Satgas Khusus
Didit menyatakan, pemerintah memberikan perhatian besar terhadap kasus kebakaran hutan. Karena itu, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak menjadi kontributor api yang memicu terjadinya karhutla.
“Kami selalu berupaya bertindak cepat saat terjadi kebakaran hutan, melalui satgas khusus serta dibantu LMDH,” paparnya.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, kegiatan ini sangat positif karena melibatkan seluruh stake holder dalam penanganan karhutla. Setelah sarasehan akan ditindaklanjuti dengan simulasi penanganan kebakaran hutan.
Ditambahkan, kendala yang kerap dihadapi pada proses pemadaman kebakaran hutan yakni ketersediaan air mengingat saat musim kemarau sumber air menyusut. Selain itu lokasi yang jauh dan medan yang berat sehingga butuh waktu untuk tiba di lokasi.
“Karena itu, dengan mendekatkan kepada masyarakat, harapan kami upaya pemadaman akan lebih cepat,” ujarnya. (K36-60)