CILACAP – Tani hortikultura berupa bawang merah di Kabupaten Cilacap memiliki potensi yang cukup tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah produksi yang dihasilkan saban musim panen.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Supriyanto, satu hektare lahan pengembangan tani bawang merah mampu menghasilkan 15-17 ton per hektare. “Jadi untuk prospek tani bawang merah di Cilacap, itu cukup tinggi,” katanya kepada SuaraBanyumas, Kamis (13/2).
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Cilacap, Tundan Iriani menambahkan, jumlah produksi itu berdasarkan hasil pengembangan tani yang dilakukan di wilayah. Tani hortikultura itu, sejauh ini berkembang di Kecamatan Adipala, Nusawungu, Jeruklegi, Kesugihan, Cimanggu hingga Kecamatan Majenang.
“Perintisan tani bawang dilakukan sejak 2018, dan hingga saat ini sudah berkembang seluas 50 hektare lebih di Cilacap. Dari hasil penghitungan saat panen, satu hektare lahan mampu menghasilkan 15-17 ton per hektare,” kata Tundan Iriani.
Jumlah produksi itu, lanjut dia tergolong tinggi. “Tingginya hasil produksi bawang merah di wilayah Kabupaten Cilacap itu karena lahannya cocok,” kata dia.
Dalam pandangan Tundan Iriani, kecocokan lahan karena tanah yang digunakan untuk pengembangan sedikit berpasir. Jadinya cukup menunjang perkembangan tani umbi-umbian seperti bawang.
Sudah begitu, pengembangan tani bawang di Cilacap relatif baru dan petani cukup minded dengan pupuk kandang. “Karena itu, dengan pola tanam yang tepat, tani bawang sejauh ini masih relatif jauh dari kerentanan serangan hama dan penyakit. Jadinya hasil produksi bagus,” kata dia.
Selama ini, penanaman tani bawang di Cilacap umum dilakukan dalam bulan Agustus. Dari penanaman itu, petani bisa memanen bumbu dapur itu kisaran bulan Oktober.
“Ada juga beberapa petani yang menanam di bulan Oktober-November. Mereka kemudian panen di bulan Desember-Januari, pas harga jual bagus,” kata dia.
Bantuan Pupuk
Karena itu, pihaknya terus memfokuskan upaya pengembangan tani bawang, termasuk tahun 2020 ini. Bersama pemerintah Pusat melalui APBN, lanjut dia tahun ini ada pengembangan bawang merah 20 hektare dengan bantuan pupuk dari pemerintah.
Tak hanya itu, pihaknya juga tengah fokus mengembangkan jenis tani hortikultura lainnya, berupa cabai. Tahun ini, rencana pengembangannya 20 hektare cabai besar dan 20 hektare cabai kecil (rawit). “Untuk pengembangan tani cabai ada bantuan benih oleh pemerintah,” kata dia.
Merujuk data dinas, tani cabai di Cilacap sudah mencapai 300 hektare lebih. Tani cabai lebih dulu berkembang dengan sasaran penanaman yang sudah merata di wilayah Kabupaten Bercahaya itu.
Lebih lanjut dijelaskan, pengembangan tani cabai dan bawang sebagai upaya pihaknya dalam menunjang ketersediaan stok. Karena dua komoditas bumbu dapur itu harga jualnya relatif fluktuatif di pasaran.
“Pengembangan tani bawang merah untuk mendukung program Nasional. Harga jual komoditas itu di pasaran relatif fluktuatif, sehingga diharapkan dapat menunjang penyediaan stok,” kata dia.
Pengembangan bawang dan cabai, lanjut dia juga untuk menunjang pendapatan, hingga kesejahteraan petani. Dengan potensi hasil produksi yang tinggi, petani akan memperoleh untung dari penjualan hasil panen. (tg-52)