CILACAP – Meski tanaman sempat diserang hama, petani jagung di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap tetap bisa panen melimpah.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cimanggu, Roch Darjito mengatakan, dari sampel produksi yang dilakukan, panen jagung menembus 5,8 ton per hektare untuk jagung pipilan kering. Jumlah produksi itu meningkat, karena rata-rata produksi tahun lalu berkisar 5,4 ton per hektare.
“Sampel produksi itu dilakukan di Desa Karangreja. Karena petani yang mulai panen jagung utamanya di sana,” kata Roch Darjito kepada SuaraBanyumas, Selasa (11/2).
Di sana, petani sudah mulai tanam jagung pada pengujung bulan Oktober-November 2019. Karena itu, dengan usia tanam sekitar tiga bulan, kini sudah masuk panen.
“Dalam perjalanannya, tanaman sempat diserang hama ulat grayak. Namun cepat dilakukan pengendalian, sehingga akhirnya hasil produksi tetap bagus,” kata dia.
Peningkatan produksi itu kian menggembirakan bagi petani. Karena saat ini, harga jual palawija itu masih relatif tinggi di pasaran wilayah setempat.
“Harga jual jagung di pasaran, saat ini berkisar Rp 4.500 per kilogram. Perkembangan harga jual itu relatif masih tinggi. Karena dari pengalaman, saat musim panen raya jagung, harga jual biasanya berkisar Rp 4.000, atau malah lebih rendah lagi per kilonya,” kata dia.
Merujuk data Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Cimanggu, tani jagung musim ini dikembangkan seluas 400 hektare.
Musim panen jagung juga sudah mulai berlangsung di Kecamatan Karangpucung dan Majenang. Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, M Harun mengatakan, tani jagung di wilayah kerjanya dikembangkan seluas 325 hektare.
“Sebagian petani sudah mulai panen. Tapi untuk panen rayanya, diperkirakan akhir Februari nanti,” kata Harun.
Sementara itu, tani jagung di Majenang musim ini dikembangkan pada lahan seluas 250 hektare. “Tanam jagung musim ini mulai November-Desember 2109, jadi untuk panennya mulai bulan ini sampai Maret nanti,’ kata Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Majenang, Tasrini. (tg-52)