BANJARNEGARA – Produksi listrik PT Indonesia Power Mrica Power Generation Unit (PGU) atau PLTA Mrica masih terkendala banyaknya sampah yang masuk ke waduk. Upaya pembersihan dilakukan agar produksi listrik bisa dioptimalkan pada musim hujan ini.
Plt General Manager PT Indonesia Power Mrica PGU Slamet Suwardi mengatakan, produksi listrik sempat berhenti sejak 4 Desember 2020 hingga 29 Januari 2021. Penyebabnya adalah jumlah volume sampah yang terbawa banjir sehingga menghambat intake.
“Dampaknya sampai sekarang masih terasa. Pendangkalan di waduk menyebabkan aliran air lebih cepat sehingga sampah menembus langsung ke intake,” katanya, Jumat (19/2).
Dikatakan, musim hujan ini merupakan kesempatan bagi Indonesia Power untuk memproduksi listrik dari PLTA. Untuk mengoptimalkan produksi listrik tersebut, pihaknya mencanangkan Gerakan Serayu Bersih. Salah satunya, dengan membersihkan sampah yang terapung di waduk, seperti bambu, kayu, pohon pisang, eceng gondok dan lainnya.
“Gerakan ini kami awali dari internal manajemen, serikat pekerja, dan elemen lain dengan membersihkan gulma. Selanjutnya juga akan melibatkan dari Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, dan intansi lain,” jelasnya.
Berkesinambungan
Upaya tersebut, menurutnya sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan Waduk Mrica agar produksi listrik tetap berkelanjutan. Diharapkan gerakan Serayu Bersih akan terus berkesinambungan.
(Baca Juga: Pembersihan Intake, Indonesia Power Peringatkan Warga di Hilir)
“Target kami, Waduk Mrica bisa zerro waste, artinya tidak ada sampah yang masuk,” ujarnya.
Dia mengakukui, selain laju sedimentasi yang mencapai 4 juta meter kubik per tahun, masalah sampah juga mengancam produksi listrik di PLTA Mrica. Saat kondisi normal saja, volume sampah yang masuk mencapai 30 meter kubik. Sedangkan saat inflow tinggi bisa 6 kali lipatnya karena air menggerus kanan kiri sungai dan membawa rumpun bambu, pohon pisang dan sampah lain yang mengapung.
“Sekarang tugas kami bukan hanya memproduksi listrik, tapi juga menjaga kebersihan sungai dan waduk,” paparnya.
Pihaknya telah memasang trash booms atau penjebak sampah di sekitar intake dengan jaring apung. Cara tersebut sangat efektif menghambat sampah terapung masuk ke intake. Sedangkan sampah yang melayang tidak terjebak jaring dan masuk ke intake.
“Kami sudah menyiapkan mekanisme penghalau sampah hingga tiga lapis di hulu waduk,” ujarnya (cs-2)