BANYUMAS – Produksi sohun di Kecamatan Kembaran, Banyumas tidak optimal akibat pengaruh cuaca.
Menurut pekerja pengawas lapangan pabrik sohun Desa Karangsoka, Kembaran, Andi, saat musim hujan pabrik kesulitan penjemuran. Tiap hari hanya dapat melakukan tiga kali penjemuran. Satu kali jemur sohun mencapai 70 hingga 80 kilogram.
Bahkan, kalau hujan turun sedari pagi tidak bisa menjemur. Sebab, penjemuran sohun hanya mengandalkan sinar matahari.
Namun, kalau kondisi normal atau sehari dapat melakukan penjemuran hingga lima kali. “Pada kondisi normal, setiap hari produksi 2,2 ton. Tapi sekarang hanya sekitar 1,4 ton per hari,” tuturnya, Kamis (9/1).
Menyiasati kondisi ini, kata dia, serat produk sohun diperkecil ukurannya. Dengan demikian, dapat mempercepat pengeringan. “Kalau ukurannya kecil sohun lebih cepat kering,” kata dia.
Sohun yang diproduksi dipasarkan ke beberapa daerah, seperti Banyumas Raya, Jakarta, Bekasi, Pekalongan hingga Solo. Namun, untuk pengiriman ke Jakarta kini sedang terkendala karena banjir.
Padahal, pengiriman ke Jakarta tinggi. Setiap kali pengiriman mencapai 2,6 ton. Harga sohun per kilogram Rp 18 ribu. “Biasanya kami kirim seminggu dua kali, sekarang paling satu minggu satu kali karena terkendala distribusi akibat banjir,” ujar Andi.
Andi hanya berharap kondisi Jakarta kembali normal, sehingga tidak mengurangi pengiriman barang. “Kalau distribusi lancar, permintaan ke Jakarta lancar,” ujar dia. (H60-60)