PURWOKERTO – Guru besar bidang ilmu komputasi numeris, Profesor Dr Eng Retno Supriyanti ST MT siap menerapkan hasil risetnya yaitu teknik pengolahan citra digital dalam dunia medis. Penemuannya itu sanggup mendeteksi sejumlah penyakit.
Itu dikemukakan usai pengukuhan Prof Retno dalam Sidang Terbuka Senat Pengukuhan di Gedung Soemardjito, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rabu (18/12).
Menurutnya, dia telah mengembangkan penelitiannya dalam bentuk peralatan pendukung diagnosis untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat di negara berkembang.
“Iya, dulu tahun 2012 untuk diagnosis katarak. Sekarang lebih kepada perbaikan kualitas OSG yang nantinya untuk screening dini leukemia dan alzheimer,” kata dia.
Guru besar pertama Fakultas Teknik Unsoed ini mengaku sedang bekerjasama dengan sejumlah dokter patologi klinik. Akan tetapi proses tersebut masih berjalan dalam tahap penyempurnaan.
Retno menyebutkan, alat serta software untuk deteksi dini sejumlah penyakit ini telah memasuki proses untuk mendapatkan hak paten. Namun, hal itu masih membutuhkan waktu.
“Tapi prosesnya kan lama, butuh waktu tiga tahun. Tapi jelas diterapkan karena memang tujuan akhirnya itu, tapi kan belum selesai, masih banyak yang harus diperbaiki,” katanya.
Manajemen Pemasaran
Adapun pada pengukuhan kali ini, Unsoed mengukuhkan Prof Retno bersama yaitu Prof Dra Sri Murni Setyawati MM PhD sebagai guru besar bidang ilmu manajemen pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Mereka menjadi guru besar Unsoed ke 69 dan ke 70.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Sri Murni Setyawati mengangkat penyakit-penyakit pemasaran atau marketing diseases pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Gelar Profesor yang diraihnya itu menyorot permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh UMKM. Sebetulnya, mereka mampu menangani, namun hingga sekarang masih terkendala persoalan modal, pemasaran dan sumber daya manusia.
“Walaupun mereka itu bisa melakukan katakanlah dikatakan itu penyakit tapi mereka sebetulnya mampu tetapi mereka pada akhirnya juga tetap tidak bisa berkembang karena ada masalah keuangan, modal atau masalah sumber daya,” ujarnya.
Pengukuhan Guru Besar Unsoed itu dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah beserta Ibu Ganjar Pranowo, Profesor Rubiyanto Misman, Kasrem 071 Wijayakusuma Letkol Inf Heri Sumitro, Perwakilan Polres Banyumas, kerabat dan keluarga dari kedua Profesor tersebut.(K35-52)