CILACAP – Pelatih PSCS Cilacap Jaya Hartono memutar otak dalam menyusun program latihan para pemainnya. Tim Hiu Selatan itu tetap menggelar latihan, untuk menjaga kondisi pemain, agar tidak sampai menurun ketika kompetisi Liga 2 dilanjutkan.
Menurut Jaya, pola latihan yang diterapkan sedikit berbeda dibandingkan pada masa normal. Intensitas latihan untuk M Arifin dan kawan-kawan diturunkan.
Jika intensitas tetap tinggi bisa berbahaya, karena belum jelas kapan Liga 2 akan dilanjutkan. Latihan di masa sekarang ini sebatas untuk memelihara kondisi pemain dan sentuhan bola.
”Kami juga selalu melihat perkembangan mengenai kelanjutan kompetisi. Kalau sudah ada kepastian, akan disusun program latihan untuk menuju kompetisi lagi,” katanya.
Dia tak membantah pembatalan laga melawan Persis Solo (15/3), bisa berpengaruh pada pemain, terutama dari sisi psikologi. Saat itu pemain Kota Bercahaya itu dalam kondisi siap tempur dan sudah berada di Surakarta, tetapi akhirnya pulang ke Cilacap, sehari sebelum jadwal pertandingan.
Keputusan penghentian itu lebih penting dari sebuah pertandingan, karena sepak bola mengumpulkan orang banyak dan sangat berisiko terjadi hal yang tak diinginkan. Pembatalan laga itu dilakukan untuk menghindari penyebaran virus korona.
Dalam catatan SuaraBanyumas, PSCS Cilacap yang sudah tiba di Solo batal bertanding melawan tuan rumah Persis. Sepulang dari Surakarta, pemain kembali menjalani latihan. Langkah itu dilakukan dengan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus korona.
Mess pemain di Jalan Jendral Soedirman No 8 Kelurahan Sidakaya, Kecamatan Cilacap Selatan, dan Stadion Wijayakusuma di Jalan Dr Radjiman Kelurahan Gumilir, disemprot disinfektan. Penyemprotan dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dan Palang Merah Indonesia setempat.
Tak hanya itu, langkah preventif dilakukan di lingkungan mess. Semua personil yang berada di tempat itu, mulai dari pemain, pelatih, sampai ofisial wajib mencuci tangan dengan cairan khusus, yang disediakan di pintu masuk mess. (bd-60)