PURWOKERTO – Lantaran memiliki manfaat yang besar dalam mendorong kemandirian peserta didik, program teaching factory yang selama ini sudah berjalan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), diharapkan bisa terus berlanjut.
”Harapan kami tentunya program teaching factory pada tahun 2020 masih terus berlanjut, apalagi kami melihat ternyata manfaatnya cukup besar bagi peserta didik,” kata Kabid Pengembangan Sumber Daya Pusat Pengembangan Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Dikmas (Pendidikan Masyarakat) Jawa Tengah, Heri Martono.
Selama mengikuti program tersebut, para peserta didik mendapatkan pelatihan berwirausaha. ”Mereka dilatih untuk berwirausaha atau bekerja, sehingga setelah lulus, mereka bisa mandiri,” terangnya saat kegiatan diseminasi pelaksanaan teaching factory di SKB Purwokerto, baru-baru ini.
Menurut dia, pada dasarnya melalui program teachinf factory, peserta didik disiapkan menjadi seorang wirausahawan. Selama ikut program ini, mereka diajari dan diberi pelatihan tentang bagaimana menjadi seorang wirausaha. Tidak hanya dalam bentuk membuat sebuah produk, tetapi lebih dari itu.
”Prinsip yang ditekankan dalam program ini memberikan semangat kepada peserta didik untuk berani berwirausaha. Mereka juga dilatih untuk berani tampil di depan umum, dilatih cara berkomunikasi, hingga dilatih dalam membujuk saat memasarkan produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Lebih jauh Heri menambahkan, dalam melaksanakan program teaching factory, sebaiknya juga disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing lembaga.
Dari sebanyak 33 SKB yang ada di Jawa Tengah, sebanyak tiga SKB dijadikan proyek percontohan dari program teaching factory. Ketiga SKB itu, antara lain SKB Jepara, SKB Grobogan dan SKB Purwokerto.
Selain itu, lanjut Heri, ada pula LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan), PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan Paud (Pendidikan Anak Usia Dini), masing-masing satu lembaga.
”SKB Jepara memiliki potensi di bidang hidroponik dan SKB Grobogan memiliki potensi dalam bidang perikanan. Potensi yang dimiliki kedua SKB tersebut bisa dikembangkan dalam program teaching factory,” tandasnya.(H48-37)