CILACAP – Budi daya ikan jenis sidat di Kabupaten Cilacap cukup prospektif. Mengingat, pangsa pasarnya cukup tinggi dan keuntungan yang dihasilkan cukup menggiurkan.
Demikian disampaikan pembudidaya sidat di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Rudy Setiono, saat ditemui SuaraBanyumas, dua hari lalu.
Rudy yang juga Pembina Koperasi Mina Sidat Bersatu mengatakan, peminat sidat yang masuk ke kelompoknya berdatangan dari dalam dan luar daerah. Sejumlah pengusaha di negara luar, seperti Jepang, Singapura sampai Vietnam, juga telah menyatakan ketertarikan.
“Ada sejumlah pembeli yang rutin memesan dari sejumlah kota besar (di Indonesia). Yang dari negara lain, seperti Jepang, Singapura dan Vietam juga meminati. Di sana, umumnya merupakan restoran bergaya Jepang dengan menu olahan sidat,” kata dia.
Untuk permintaan sidat dari luar negeri, terutama Jepang, lanjut dia minimal 5 ton per bulan. Bila pihaknya siap menyetok, mereka siap meneken kontrak kerja sama.
Namun demikian, jumlah produksi dari kelompoknya belum bisa memenuhi pesanan. Mengingat, hasil produksi hingga saat ini baru berkisar 1 ton per bulan.
Sudah begitu, pihaknya juga memiliki pelanggan tetap di Indonesia. Karena itu, tingginya pangsa pasar belum terjangkau semuanya.
“Sidat hasil produksi itu saja kebanyakan diminta oleh pasar-pasar di Indonesia. Karena ada perusahaan yang membeli produk kami di Jakarta. Jadi utamanya kita jual ke Jakarta dan Bali,” kata dia.
Untuk harga jual sidat, lanjut dia saat ini laku Rp 150.000 per kilogram. Dengan harga jual itu, pihaknya mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi.
“Untuk biaya produksi budi daya sidat 1 kilogram, secara umum berkisar Rp 55.000. Jadinya, ketika dibandingkan dengan harga jual, tentu saja untung,” kata dia. (tg-60)