CILACAP – Sejumlah warga yang mengatasnamakan Forum Peduli Jalan Jalur Jalan Lintas Selatan (FPJ-JJLS) menggelar aksi protes di lokasi pembangunan jalan, masuk Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Rabu (19/2). Aksi tersebut dikawal ketat oleh sejumlah personel dari Polres Cilacap, hingga pihak dan satuan keamanan lain yang terkait.
Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan protes atas dampak yang dirasakan dari proses pembangunan jalan nasional tersebut. Seorang warga yang mengikuti aksi, Akhmad Suwatno mengatakan, aksi tersebut menjadi buntut dari ketidakpuasan masyarakat atas dampak yang ditimbulkan akibat proses pembangunan jalan.
“Yang jelas karena ketidakpuasan masyarakat, berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan dari proses pembangunan jalan,” kata Akhmad Suwatno, ditemui SuaraBanyumas di sela-sela aksi.
Dampak yang ditimbulkan itu, kata dia satu di antaranya jalan menjadi becek dari urugan tanah. “Kemudian, armada truk dari perusahaan (yang mengerjakan pembangunan jalan) juga melewati jalan-jalan desa. Akhirnya jalan desa juga becek,” kata dia.
Bahkan sepengetahuan dia, armada juga ada yang melintasi jalan lingkungan. “Jalan yang lebarnya dua meter saja, itu untuk pengalihan. Setelah bongkar, muternya lewat jalan lingkungan,” kata dia.
Saluran Air
Dia juga menyoroti kondisi saluran air yang juga kemudian menimbulkan genangan ke lingkungan warga.
“Kemudian masyarakat melihat, tumpukan tanah yang sudah sampai 3 meter baru dipadatkan. Bagaimana bisa padat? Sehingga masyarakat membentuk forum peduli, hingga akhirnya menggelar aksi ini,” kata dia.
Dia menyadari, proses pembangunan jalan akan ada dampak pada lingkungan, baik besar maupun kecil. “Memang yang namanya pembangunan ada tahapan-tahapan maupun dampak. Tetapi dalam hal ini, dengan adanya dampak yang ditimbulkan dari adanya proses pembangunan, mestinya pelaksana pembangunan bertanggungjawab,” kata dia.
Warga lainnya, Bawon Prasetyo mengatakan, proses pembangunan jalan di wilayah tersebut sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. “Jadi saat kemarau, warga terdampak debu-debu yang beterbangan. Sekarang di musim hujan, jalan jadi becek. Belum lagi genangan air,” kata dia.
Dampak tersebut memicu kendala bagi masyarakat. Dia menyontohkan aktivitas pedagang yang omzetnya merosot akibat dampak itu.
Seorang pedagang Pasar Desa Cisumur, Suparno mengaku jualannya menjadi sepi. Padahal sebelumnya tidak demikian.
“Ini kan dagangan jadi sepi karena jalan kaya gitu jadi kemungkinan males ke pasar sini,” kata dia.
Kondisi berbeda ketika dia berjualan di Pasar Bumireja. Karena di sana tidak dilewati pembangunan jalan, omzet penjualannya tidak menurun. “Kalau di sana (Bumireja) kan tidak dilewati,” kata dia.
Beri Masukan
Ketua FPJ-JJLS, Nur Dawam mengatakan, aksi protes pembangunan jalan tersebut dilakukan dalam rangka memberikan masukan kepada pemerintah yang berwenang. Kemudian pihak pemenang tender dan CEO-nya, maupun dari konsultan yang bertugas mengawasi pembangunan jalan itu.
“Pertama kami meminta dilakukan sosialisasi, supaya warga mengetahui seperti apa teknis pembangunan jalan ini,” kata Nur Dawam di sela-sela aksi.
Kedua, kata dia, setelah sosialisasi, harus ada evaluasi secara menyeluruh dari proses pembangunan jalan. Tujuannya supaya proses pengerjaan sesuai dengan pedoman yang berlaku.
“Termasuk mengenai Amdal. Jadi terkait dampak lingkungan, dari debu-debu akibat banyaknya dump truk yang ikut membangun jalan ini, tolong kalau tidak hujan disiram,” kata dia.
Kemudian kondisi jalan becek dan genangan saat ini, lanjut dia juga harus ditangani.
Sementara itu, Kades Cisumur Supriyo mengatakan akan menyalurkan aspirasi warganya kepada pihak terkait. “Sesuai kapasitas, kami akan memfasilitsasi aspirasi itu kepada pihak terkait,” kata Supriyo, saat ditemui di kantornya.
Upaya itu dilakukan, karena ada warganya yang ikut menyuarakan aspirasi dalam aksi. Sedangkan peserta aksi lainnya juga berasal dari desa lain yang dilalui pembangunan jalan. “Kami dari pemerintah desa, tentu saja menginginkan yang terbaik, ya terbaik dalam proses pembangunan jalan, maupun bagi masyarakat kami,” kata dia. (tg-52)