Puisi-Puisi M Abdul Roziq yang renyah akan metafora, akan menemani pekan ini. Selamat mbaca puisi-puisi M Abdul Roziq.
PALEM TAMAN SERIBU LAMPU
Ada pohon palem di taman
dan angin kalem tukang-tukang
bila lampu telah dinyalakan. Malam!
O, angin kalem yang itu
selalu menyuguhkan hidangan
mulai dari kopi hingga penyetan.
Sekali waktu pun ada aku
berdiri menyerupai palem taman
cuma menikmati bebauan. Setan!
Bojonegoro, 3 Oktober 2021
(Baca Juga: Puisi-Puisi Juli Prasetya)
CERITA SEORANG REKAN
Burung tekukur mengeram di jidatnya
dan ia cerita mengingatkan saya:
Wadah air luput tanpa minuman
tinggal lumut saat burungku kehausan.
Betapa panas hawa sewaktu siang
membujuknya kepada buah percintaan.
Burung tekukur mengeram di jidatnya
dan ia cerita mengingatkan saya.
Sebab ibarat burung satu kurungan
kami berdua sebulu dan sekebiasaan.
Bojonegoro, 4 Oktober 2021
Puisi-Puisi M Abdul Roziq
DONGENG WAKTU ZIARAH
Pada sebidang tanah yang gelap
ditanamnya bibit beringin empat.
Sepuluh tahun sudah lewat
ke-empatnya tumbuh bak kuntilanak.
Maka pada pagi hari yang indah
lubang digali ditengah-tengah.
Lah, air muncrat dari dalam tanah
membuat sekujur tubuhnya basah.
Waktu begitu tak terduga berlalu
lihatlah pemandangan tempat itu!
Air yang tak henti-hentinya muncrat
ditampung dua buah kolam dangkal
yang ia rampungkan dengan taman.
Maka kepada khalayak ia berpesan:
“Biarlah bidadari khayangan
turun sebagai kanak-kanak
dan bermain ikan yang jinak.”
Pada sebuah malam yang cerah
kudengar dongeng itu waktu ziarah.
Bojonegoro, 4 Oktober 2021
FISIKAWAN HITAM
1)
Bagai gitar ia pegang sapu lidinya
dan fisikawan hitam tebar pesona.
Senar dipetik dengan kata-kata:
“Petir pada mega!”
2)
Bagai lampu sorot baru menyala
matahari mendukung langkahnya.
Lalu fisikawan hitam itu berkata:
“Mari kita bersihkan jalan raya!”
3)
Bagai bintang pada langit hampa
aku sekedar penggemar gelapnya.
Memikul beban-beban percintaan
hingga lubangnya membelah dada.
Bojonegoro, 5 Oktober 2021
(Baca Juga: Puisi-Puisi Jamaludin GmSas)
KEPADA RIDA-MU
Kepada pekat malam
Sembunyi diri ini dalam-dalam
Kegelapan dari tindakan
Tanpa ada yang kurahasiakan
Terhadapmu cinta
Pangkal keyakinanku menjangkar
Untuk takdir hidupku engkaulah kadar
Bila aku tanah berakar
Di langit hawamu menggumpal
Oleh dedaunan awan turunlah hujan
Ketika air sembahyang
Aku yang tersentuh berkembang
Sebab mimpi mengajakmu ke pelaminan
Bersamamu cinta
Sungguh-sungguh ingin kupinang
Sebuah kebersamaan yang diridai Tuhan
Bojonegoro, 2019 – 2021
M. Abdul Roziq, penulis berdarah Samin kelahiran Bumi Khayangan Api Bojonegoro. Bukunya yang telah diterbitkan: TRASTRO (Tragedi Stroberi Kumpulan Prosa Liris dan Puisi 2021).