Salah satu pesastra muda menjanjikan dari Purbalingga, selama ini dia asyik dengan cerpen. Tapi kali ini dia bermain-main dengan puisi. Berikut puisi-puisi Mufti Wibowo.
PERIHAL SEMUT DAN DAUN
-Ratna Sutriatna
sehelai daun kulai
dirambati seekor semut hitam
yang menyangkanya perahu
pengantar perjalanan pulang ke rumah
rahim yang paling ibu, tanah
lalu tanggal
siponggang degup jantung
di telinga semut
bertukar tabuh sunyi paling sunyi
hingga akan terdengar
rambatan kaki semut
di permukaan batu nisan yang dingin itu
2021
(Baca Juga : Puisi-Puisi Saiful Bahri)
Puisi-Puisi Mufti Wibowo
SENYUM DAN WANGI
-Ratna Sutriatna
tak ada yang lebih senyum dari wajahnya
yang selalu pagi
menghujani tanaman
yang akarnya terperangkap pot
di gedung sekolah
dengan jari-jari tangannya
tuhan telah menumbuhkan benih kenanga
di hatinya yang selalu hening
pada saatnya menepi, menyepi
pada samudera paling biru
jejaknya hanyalah wangi,
wangi
2021
KOTA PIATU 1
di kota yang telah menjadi piatu
kebunkebun anggur ditelantarkan
bocah-bocah mesti bangun lebih pagi
belajar memanggul pilar langit
sebelum runtuhkan segala rahasianya
semalam, badai melintasi kota
paginya, rumah dan sekolah binasa
setiap anak yang terlahir dari ayah
langit dan beribu bumi
adalah kekasih tuhan
yang dicurangi saudara-saudaranya
mengatasnamakan srigala
17-21
(Baca Juga : Puisi-Puisi Rasman Maulana)
Puisi-Puisi Mufti Wibowo
KOTA PIATU 2
di kota yang telah diharamkan kata-kata
puisi menjelma sembahyang
semesta menjadi jamaahnya di saf pertama
puisi menjelma doa
yang diangkat sayap-sayap ruh
yang sengaja dilepas dari sangkar
jiwa para kekasih yang rahasia
puisi menjelma tulip dan melati
menyusup ke rongga dada yang rimba
puisi menjelma madu
menyusup pembuluh darah
menyembuhkan setiap luka
puisi menjelma perahu khidir
mengangkat siapa saja
dari karam banjir air mata
dan, puisi menjadi tongkat musa
meneroka jalan cinta
yang dengan melintasinya
sucilah jiwa firaun
17-21
RESONANSI
jutaan warna menyusun tubuhku
setiap keinginan itu
ruh rama—rahwana pun
rama yang tak dikenal
sebagaimana ia mewujud
anoman—demi menolong dirinya sendiri
17-21
Mufti Wibowo lahir dan berdomisili di Purbalingga. Buku mutakhirnya Catatan Pengantar Tidur.