BANYUMAS – Puluhan warga Desa Pengadegan,Kecamatan Wangon yang terindikasi gejala keracunan makanan hajatan mitoni (tujuh bulanan) masih dirawat inap di Puskesmas dan sejumlah rumah sakit sejak Sabtu (8/2) hingga Minggu (9/2).
Dari keterangan korban, gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, demam dan diare ini dialami korban rata-rata 10-12 pascamenyantap makanan ‘berkat’ kondangan hajatan ‘mitoni’ salah satu warga setempat Jumat (7/2) siang. Adapun makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan adalah ‘kluban’ atau urap daun singkong dan kangkung.
“Saya mulai pusing mual muntah itu Sabtu (8/2) siang. Jam 2 siang dibawa ke sini (Puskesmas Wangon 1). Sampai sekarang masih merasakan diare,” ujar Warsinah (40) salah satu korban yang dirawat di Puskesmas Wangon 1.
Hingga Sabtu (8/2) petang, sebanyak 25 orang dirawat inap di Puskesmas Wangon 1. Satu orang dirawat di RSUD Ajibarang dan 2 orang di RS An Ni’mah. Sementara hingga Minggu (9/2) pagi sejumlah pasien korban keracunan tersebut telah pulang.
“Namun ada juga yang dirujuk ke rumah sakit Ajibarang lagi, Puskesmas Jatilawang dan Purwokerto. Sebagian tadi sekitar delapan orang sudah pulang ke rumah karena sudah agak pulih,” kata Warsinah.
Hingga Minggu (9/2) siang dalam laporan kepada Bupati Banyumas, tercatat total jumlah korban dugaan keracunan makanan massal di Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon mencapai 196.
Penderita rawat jalan sebanyak 160 orang. Jumlah tersebut terbagi atas 90 orang terlayani di Poliklinik Desa Desa, 14 orang klinik swasta dan Puskesmas Wangon 1 mencapai 56 orang.
Adapun korban yang masih dirawat inap masih ada 36 orang yaitu 18 orang di Puskesmas Wangon 1 dan dirawat di Puskesmas Jatilawang sebanyak 8 orang. Selain itu 6 orang dirawat di RSUD Ajibarang dan 4 orang dirawat di RS An Ni’mah Wangon.
Diambil Sampel
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto beserta jajarannya yang datang ke Puskesmas Wangon 1 juga telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diteliti.
Membeludaknya jumlah korban dugaan keracunan makanan inilah membuat Puskesmas Wangon 1 kewalahan. Karena tak kebagianruang rawat inap, sejumlah pasien bahkan terpaksa dirawat inap di ruang gawat darurat, ruang tunggu dan selasar Puskesmas setempat.
Pemandangan itu bahkan terlihat hingga kemarin (9/2) siang. Pengumuman ruang rawat inap dalam kondisi penuh juga masih terpampang di pintu ruang gawat darurat Puskesmas Wangon 1. Keluarga pasien korban keracunan juga masih memenuhi ruang Puskesmas.
“Membeludak sekali kemarin sore, makanya ada yang di kursi tunggu hingga dimana saja yang penting bisa terawat. Sebagian kini telah pulang, namun kalau saya masih terasa pusing,” kata Saripah (55) warga Pengadegan, yang masih dirawat di Ruang Gawat Darurat Puskesmas Wangon 1. (K37-20)