CILACAP– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, hingga saat ini belum menerima pengajuan bantuan air akibat kekeringan di wilayah. Padahal mengacu prakiraan BMKG, puncak musim kemarau di wilayah itu sudah berlangsung pada akhir Juli-awal Agustus 2020.
Belum adanya dampak kekeringan di Cilacap itu, disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Cilacap, Heru Kurniawan. “Belum ada. Sampai hari ini masih nihil,” kata Heru Kurniawan, saat ditanya dampak kemarau terhadap kekeringan di Cilacap, Minggu (16/8).
Hasil itu juga diketahui BPBD melalui pemantauan, maupun koordinasi dengan jajaran pemerintahan di wilayah.
Menurut Heru, masih nihilnya dampak kekeringan di Cilacap ditunjang kemarau yang relatif lebih basah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau terasa lebih kering.
“Apalagi ditambah kemarin, ada hujan intensitas sedang,” ujarnya.
Pemantauan SuaraBanyumas di Cilacap, hujan dan gerimis masih mengguyur dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sejumlah siang, Cilacap juga sering diselimuti mendung.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, puncak musim kemarau di Cilacap sudah berlalu. “Akhir Juli dan awal Agustus merupakan puncak musim kemarau. Jadi memang di pertengahan Agustus ini, sudah bukan puncaknya (kemarau) lagi,” kata Rendi Krisnawan, Minggu (16/8). (tg-)