CILACAP– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG) memperkirakan, puncak musim kemarau di Cilacap tahun ini berlangsung dalam bulan Agustus.
Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan, puncak kemarau itu juga berlaku untuk sejumlah wilayah Jawa Tengah bagian selatan. “Puncak kemarau diperkirakan terjadi di bulan Agustus sampai awal bulan September, untuk wilayah Cilacap dan Banyumas,” kata Rendi Krisnawan kepada SuaraBanyumas.
Kondisi puncak musim kemarau, lanjut dia cenderung lebih kering dari dasarian-dasarian sebelumnya. Karena itu, penting menjadi perhatian bersama, terutama mengenai potensi kekeringan. “Kondisi di puncak kemarau umum lebih kering dari sebelumnya. Masyarakat diimbau untuk waspada mengenai potensi kekeringan, terutama daerah yang dipetakan rawan,” ujarnya.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk waspada kebakaran hutan. Karena di tengah puncak kemarau, kejadian tersebut menjadi rentan.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa dalam musim kemarau ini cenderung lebih basah, karena ada fenonena la nina lemah. “Jadi pengaruhnya untuk kondisi cuaca di wilayah Jawa, yakni adanya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,” kata dia.
Adapun lama musim kemarau, tahun ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan November mendatang. Di Kabupaten Cilacap, secara umum musim kemarau sudah berlangsung mulai bulan Juli ini. “Dengan demikian, lama musim kemarau diperkirakan antara 4,5 sampai dengan 5 bulan,” ujar dia.
Sementara itu, BPBD Cilacap telah mengantisipasi terkait potensi bencana musim kemarau. Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto menyampaikan, pihaknya sudah memetakan daerah rawan bencana kekeringan. Daerah rawan kekeringan di Cilacap tersebar di 105 desa dalam 20 kecamatan.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menyiapkan bantuan air 500 tangki dari APBD Kabupaten Cilacap tahun 2020. “Anggaran untuk bantuan air bersih dari APBD disiapkan sebanyak 500 tangki,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto.
Pihaknya juga akan mengusulkan penambahan pada APBD Perubahan tahun ini. Termasuk di dalamnya, menggandeng dunia usaha untuk ikut berpartisipasi. (tg-65)