Air liur manusia bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik? Ya, Pondok Pesantren Rubat Mbalong Ell Firdaus di Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah berhasil memanfaatkan air liur yang digunakan sebagai starter atau sumber pengurai pembuatan pupuk organik.
Pangasuh Ponpes Rubat Mbalong, KH Ahmad Hasan Mas’ud mengatakan, ada beragam bakteri pengurai seperti Saccharomyces, Cellulomonas, Lactobacillus, dan Rhizobium yang terkandung dalam air liur. Bakteri pengurai ini dinilai unggul dan efisien, sehingga mempercepat proses pembuatan pupuk organik cair atau mikro organisme lokal (Mol) maupun pupuk padat.
Menurut Ahmad Hasan, pihaknya mengumpulkan air liur dari air kumur sekitar 250 santri tiap pagi. Tiap pagi, terkumpul sekitar 10 liter air kumuran.
“Air kumuran itu dicampur dengan air beras dan gula atau tetes tebu sebagai bahan pakan bakteri. Setelah sepekan, pupuk cair yang berfungsi sebagai starter pun sudah bisa digunakan,” katanya.
Ahamd Hasan menjelaskan, starter dari air liur itu dicampur dengan berbagai bahan alami dari tumbuhan atau hewan yang mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman. Antara lain, buah maja, kulit pisang, rebung, cacahan daging keong dan lain sebagainya. Bahan-bahan itu mengandung nutrisi nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan berbagai macam zat nutrisi yang diperlukan tanaman.
“MOL air liur, juga bisa digunakan sebagai starter atau pengurai pupuk padat dari kotoran hewan ternak maupun tumbuhan,” ujarnya.
Baca : Cara Membuat Pestisida Nabati dari Bawang Putih
Setelah diaplikasikan, Ahmad Hasan menambahkan, starter dari air liur itu terbukti lebih cepat dibandingkan dengan starter dari bahan lainnya. Pupuk yang dihasilkan lantas diaplikasikan dalam budidaya pertanian organik terpadu pesantren.
Dia mengklaim, pengembangan air liur sebagai pupuk untuk mengubah limbah kulit pisang telah memenangi inovasi teknologi tepat guna di Cilacap. [YS]