GAIRAH bisnis di Selter Serayu Stone Purwokerto, kini mulai ditumbuhkembangkan kembali. Pusat penjualan batu akik dan barang antik belakangan ini selalu sepi seiring menurunnya pecinta batu-batu akik dan berbagai jenis barang kuno.
Pasar kecil ini oleh Pemkab Banyumas selama ini memang dikhususkan untuk pedagang-pedagang batu akik, ali-ali, dan barang-barang unik dan antik. Pengunjung yang sekedar melihat-lihat, membeli akik untuk menambah koleksi, pasang ’emban’. Ada juga yang menghaluskan batu, atau melihat barang-barang antik lain, Mereka masih berdatangan di pasar antik ini.
Selter ini posisinya cukup strategis, karena berada di jalan utama kota, Jenderal Soedirman, tepatnya di sebelah barat perempatan Pasar Wage atau 100 meter dari perempatan.
Ketua paguyuban Indro Tosan Aji mengatakan, saat batu akik sedang booming, di Serayu Stone Purwokerto masih banyak dikunjungi pencinta barang antik dan pusaka-pusaka seperti keris, aneka kerajinan, furnitur atau mebel kuno, ’emban’ atau ali-ali alias cincin, liontin, dan aneka perhiasan lain.
“Sebagian pengunjung mencari koleksi uang lama baik kertas maupun logam, biasanya untuk mas kawain yang menggunakan angka unik,” katanya, Rabu (4/12).
Berbagai upaya dilakukan untuk mengangkat kembali geliat bisnis di Serayu Stone. Beberapa waktu lalu, pihak Paguyuban pedagang akik dan barang antik yang beranggolatan kurang lebih 30 orang itu menggelar Bursa Batu Akik, Barang Antik dan Unik.
“Ini kami lakukan untuk mendongkrak kunjungan pembeli di Srayu Stones,” kata Indro.
Tasiran,pedagang mengaku meski tidak terlalu ramai, barang dagangannya tetap ada yang laku setiap harinya. Selain menjual akik, batu-batuan, keris, barang barang antik, Tasiran juga menjual uang logam lama.
“selain menjual barang, kami juga membeli barang-barang antik dan unik. Apabila ada yang ingin menjual barang antik bisa dijual disini,” katanya.
Pedagang lain, Jon Santriano mengaku lebih fokus menjual barang barang senjata nusantara. Meski Jon lebih dikenal dengan nama Jon Keris karena memiliki banyak keris kuno, dia juga menyimpan nusantara seperti mandau, samurai.
“Di sini juga ada kudi kuno, kudi kuno itu ditandai pangkalnya itu besar dan kotak, ini senjatane wonge dewek,” katanya.
Bupati Achmad Husein saat berkunjung ke lokasi tersebut, juga berjanji akan membuatkan semacam rambu dan tanda-tanda arah Serayu Stones. Agar masyarakat mengetahu keberadaaannya.
“Selain itu saya akan membuatkan tanda diselatan jalan pentunjuk arah pasar yang unik. Misalnya akik yang besar, agar orang yang lewat tertarik untuk mampir melihat dan berbelanja,” katanya. (Agus Wahyudi-20)