BATUR – 8 desa di Kecamatan Batur dilanda angin puting beliung pada Minggu (20/10) malam. Lisus menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas publik. Angin kencang juga menyebabkan api yang membakar hutan Petarangan kian meluas.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, pihaknya menerima laporan dua kejadian bencana di Kecamatan Batur pada Minggu malam, yakni kebakaran hutan dan angin kencang.
“Angin puting beliung melanda seluruh desa di Kecamatan Batur, sedangkan kebakaran hutan terjadi di hutan Petarangan yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan,” katanya, Senin (21/10).
Dikatakan, puting beliung menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan rumah dan fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah dan pasar. Kerusakan terjadi di 8 desa yang ada di Kecamatan Batur. Namun, hingga Senin (21/10) petang, total kerusakan dan kerugian belum selesai didata.
“Informasi awal, kerusakan fasilitas umum ada 11 sarana pendidikan dan 1 pasar yang rusak. Tapi asesmen masih berlangsung,” ujarnya.
Arief menyatakan, bangunan yang rusak sebagian besar di bagian atap. Meski demikian, pihaknya belum memutuskan untuk membuat pengungsian. Pihaknya masih akan melihat perkembangan lebih lanjut.
Kerusakan bangunan di bagian atap, karena kawasan tersebut berada di cekungan sehingga menjadi pusaran angin.
“Kami mengimbau warga, agar tidak panik. Jika ada angin kencang, jangan berlindung di bawah pohon atau baliho. Cari bangunan yang aman,” jelasnya.
Alami Kendala
Sedangkan terkait penangaan kebakaran hutan di Petarangan, pihaknya berkoordinasi dengan personel gabungan TNI-Polri, Pemadam Kebakaran, sukarelawan, RAPI, Perhutani dan warga setempat. Upaya pemadaman dilakukan secara manual dengan membuat parit untuk mengisolasi api.
“Tidak mungkin memadamkan dengan air, karena lokasinya di dekat puncak dan aksesnya terjal,” jelasnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Agus Haryono menambahkan, upaya pemadaman api mengalami kendala. Sekain lokasi yang jauh, kondisi angin juga masih bertiup dengan kencang hingga siang hari.
“Kami optimalkan untuk isolasi, pemadaman api hanya dengan ranting basah,” terangnya.
Menjelang malam, lanjutnya, upaya pemadaman dihentikan sementara dan akan dilanjutkan keesokan hari. Pihaknya akan berkoordinasi dengan tim yang terlibat dalam pemadaman pada malam hari, untuk merencanakan strategi pemadaman selanjutnya. (K36-37)