TIM sepak bola mini SD/MI Kabupaten Purbalingga menorehkan sejarah menjadi wakil Eks-Keresidenan Banyumas di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 yang sedianya akan dilaksanakan di Semarang pada tanggal 20-23 April 2020 lalu.
Proses menjadi juara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diawali dari Popda tingkat Kabupaten, pada Februari lalu yang dimenangkan oleh Tim Popda Kecamatan Kutasari. Ini karena sang juara bermaterikan pemain 60 persen binaan sekolah sepak bola (SSB).
Menuju ke Eks-Keresidenan, tim Popda Kabupaten pun dibentuk dengan materi 60 persen pemain tim Kecamatan Kutasari. Sisanya dari kecamatan lain yang memiliki keahlian dan teknik bermain di atas rata-rata yang terpantau selama Popda tingkat Kabupaten. Ternyata sisanya juga para pemain yang masuk dalam sejumlah SSB. Mereka juga terlebih dulu diikutkan dalam pemusatan latihan. Di tingkat Eks- Keresidenan, Purbalingga berhasil mengalahkan Kabupaten Cilacap sebagai tuan rumah.
Keberhasilan tim sepakbola mini SD/MI Kabupaten Purbalingga melaju ke tingkat provinsi kemungkinan besar tidak bisa didapat tanpa melibatkan peran serta dari sejumlah pihak. Baik itu pihak sekolah, SSB, Pemkab, Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Purbalingga dan orang tua.
Tim Popda Sepakbola Mini SD/MI Kabupaten Purbalingga beranggotakan pemain yang berlatih di SSB. Di sini sudah jelas, ketika anak dimasukkan ke SSB, dia akan mendapat materi keahlian dan teknik bermain sepakbola yang tidak diajarkan di sekolah. Mengingat kurikulum pendidikan berbeda dengan kurikulum pelatihan. Di SSB, anak berlatih setidaknya tiga kali dalam seminggu.
Kemudian, SSB memilik program mengikuti turnamen atau kompetisi dan latih tanding dengan SSB lain. Tidak hanya turnamen di Purbalingga saja, namun juga di luar kota seperti Banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta dan Semarang. Hal ini juga sejalan dengan program dari Askab PSSI Purbalingga dimana memiliki agenda turnamen dan kompetisi rutin untuk SSB dengan kategori kelompok umur. Dengan demikian, anak-anak terbiasa dengan atmosfer kompetisi. Ketika tim Popda yang bermaterikan pemain dari SSB, mereka sudah memiliki metal yang kuat untuk berhadapan dengan lawan.
Potensi
Sepakbola menjadi olahraga paling favorit di permukaan bumi ini. Tidak terkecuali bagi anak-anak di Kabupaten Purbalingga. Banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi pemain sepakbola profesional dan bermain di klub sepakbola. Tentunya, minat bakat anak ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja oleh orang tua. Terlebih lagi bila menginginkan anaknya berprestasi meskipun di bidang nonakademik.
Orang tua yang peka terhadap potensi anak, tentu akan berupaya agar potensi itu berkembang. Bila potensi itu ada di bidang olahraga, orang tua akan memasukkan anaknya di klub atau pusat pembinaan olahraga, tidak terkecuali sepakbola.
Orang tua bisa memberikan dukungan baik moral, misalnya mengantar dan menjemput anaknya berlatih atau menyaksikan anaknya bertanding dalam kompetisi. Kemudian dukungan finansial dalam upaya melengkapi kebutuhan anak dalam berlatih. Toh untuk berlatih di SSB, tidak dikenakan biaya yang mahal.
Jadi, untuk meraih prestasi memang tidaklah mudah. Selain dibutuhkan perjuangan dan doa, juga dibutuhkan keterlibatan banyak pihak. Tidak mungkin prestasi diraih hanya dengan berjuang sendiri. (**)
Dwi Jatmiko SPd, guru PJOK SDN 1 Candiwulan Koorwilcam Dindikbud Kecamatan Kutasari dan Official Sepakbola Mini Kecamatan Kutasari Tahun 2020.