PURWOJATI – Ratusan lahan pertanian tadah hujan di wilayah Desa Purwojati Kecamatan Purwojati, Banyumas saat ini sudah mulai ditanami.
Semakin meningkatnya intensitas hujan di penghujung 2019, membuat petani desa setempat makin semangat bercocok tanam. Tak kurang dari 136 hektare lahan pertanian, berupa sawah maupun tegalan, sekarang ini sudah mulai diolah. Ada pula yang sudah ditanami padi dan tanaman mulai tumbuh.
Kepala Desa Purwojati, Kasam Utomo mengungkapkan, ratusan lahan di desanya, bahkan desa-desa lain di Kecamatan Purwojati mayoritas merupakan lahan tadah hujan. Pihaknya sangat bersyukur, saat ini intensitas hujan sudah semakin meningkat.
“Di Desa Purwojati lahan pertanian baik sawah maupun tegalan mencapai 136 hektare. Saat musim kemarau, ratusan hektare lahan petani tidak bisa ditanami padi, bahkan sayur mayur,” ujarnya, kemarin.
Kondisi itu lantaran lahan hanya mengandalkan air hujan, sehingga saat tidak ada hujan, mayoritas lahan pertanian terhenti. Hal itu memang dinilai memprihatinkan. Namun, berbagai upaya memang sudah pernah dilakukan, seperti halnya pembuatan saluran irigasi sudah pernah dilakukan. Karena letak lahan pertanian lebih tinggi dari sumber air, kondisi saluran irigasi dinilai kurang termanfaatkan.
“Saluran irigasi pernah dibuat, tapi tidak bermanfaat,” jelas dia.
Tumbuh Subur
Lebih lanjut dia menyebutkan, sejak awal musim hujan, pihaknya sudah mendorong petani, agar mulai melakukan proses pengolahan lahan pertanian. Hal itu agar saat intensitas hujan meningkat, lahan pertanian makin tumbuh subur.
“Kami sudah memotivasi para petani mengolah lahan sejak awal musim hujan. Alhamdulillah lahan pertanian sudah mulai tumbuh. Semoga tanaman padi petani tumbuh subur dengan seringnya turun hujan,” harapnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi sejumlah areal pertanian di Desa Purwojati sudah mulai ditanami. Ada pula lahan pertanian yang dalam proses pengolahan. Meskipun kondisi air hujan belum melimpah, lahan pertanian yang sebelumnya tampak kering kerontang, saat ini sudah mulai basah. Terdapat pula sejumlah petani yang memanfaatkan pompa air untuk penyedotan di sumber air.
Sejumlah petani melakukan penyedotan air, guna proses pengolahan lahan pertanian menggunakan mesin traktor. Hujan yang terjadi beberapa kali, membantu proses pengolahan lahan agar tidak terlalu keras.
Hal itu karena sebelumnya, lahan pertanian sangat tandus akibat kemarau panjang.
“Saat musim kemarau lahan pertanian sama sekali tidak bisa digarap. Sekarang alhamdulillah lahan sudah mulai basah, karena beberapa kali diguyur hujan,” ujar Radam petani setempat. (mar-20)