BANYUMAS – Ratusan korban banjir di Kecamatan Kemrajen, Sumpiuh dan Tambak hingga Minggu (1/11), masih bertahan di lokasi pengungsian. Pasalnya rumah mereka masih terendam banjir kendati ketinggianya sudah menurun dibandingkan dua hari sebelumnya.
Kondisi yang tergolong masih parah di Grumbul Kalisetra Desa Plangkapan Kecamatan Tambak. Grumbul tersebut masih terisolir karena untuk sampai ke lokasi itu harus memakai perahu. Dilaporkan sedikitnya ada 360 KK yang masih bertahan di grumbul tersebut. Jika kondisinya makin parah bakal dievakuasi di daerah yang lebih aman.
Saat ini kebutuhan sembako, bahan pakaian dan obat-obatan masih terus dipasok dari berbagai pihak. Dapur umum juga masih difungsikan.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan, sampai saat ini untuk lokasi pengungsian ada tiga titik. Yakni, di Desa Sidamulya Kecamatan Kemranjen masih ada 106 jiwa.
Kemudian di Desa Sirau Grumbul Pasarmalang Kecamatan kemranjen 53 jiwa dan di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh 13 jiwa.
(Baca Juga : Banjir Masih Rendam Ratusan Rumah di Kemranjen-Sumpiuh)
Untuk melayani kebutuhan makan pengungsi dan warga terdampak, katanya, pihaknya masih mengoperasikan dapur umum di tiga titik. Yakni di Desa Sirau berdiri 2 dapur umum, di Balai Desa Sirau.
“Ini untuk menyediakan makan bagi warga terdampak yang tidak mengungsi,” katanya, Minggu (1/ 11).
Selanjutnya, dapur umum di Masjid Baitulniqmah Grumbul Pasarmalang berdiri dapur umum untuk pengungsi sejumlah 53 orang di Desa Sidamulya.
“Ini dapur umum mandiri untuk pengungsi berjumlah 106 orang di depan MI Muhammadiyah Sidamulya, ” terang Titik.
Kondisi kesehatan pengungsi, katanya, masih dalam kondisi baik meski sebagian besar sudah bertahan di pengungsian dua hari terakhir ini. Tim medis dari PMI, Puskesmas setempat dan dinkes serta bantuan dari berbagai organusasi sosial kemasyarakatan, cukup membantu menjaga kesehatan pengungsi dan warga terdampak banjir.
Camat Sumpiuh Achmad Suryanto mengatakan, pengungsi 14 jiwa dari Grumbul Nusapule Desa Nusadadi sudah boleh pulang.
“Cuma karena daerahnya cekungan, sebagian air masih menggenangi halaman dan pekarangan saja. Sudah tidak masuk ke rumah,” katanya terpisah.
Pascaair menyusut, kata dia, warga masih membutuhkan suplai air bersih karena sumurnya kemasukan air bercampur lumpur. Bantuan lain yang mendesak, yakni bantuan uang untuk pegangan warga terdampak untuk membeli kebutuhan yang mendesak karena mereka tidak bisa bekerja.
Camat Tambak, Ika Supriyatin mengatakan, korban banjir yang paling parah menimpa Grumbul Kalisetra Desa Plangkapan. “Saat ini kondisinya masih tergenang air dan untuk ke lokasi harus memakai perahu,” katanya.
Seperti diberitakan, hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Banyumas dan sekitarnya sejak Rabu (28/10) malam hingga sekarang menyebabkan banjir di berbagai lokasi. Selain akibat luapan sejumlah air sungai dan tanggul jebol, juga karena curah hujan cukup tinggi.
Wilayah yang menjadi langganan banjir ini termasuk daerah cekungan. Ini ditambah laut selatan juga sempat mengalami pasang sehingga air hujan yang mengalir dari arah utara (pegunungan) tidak bisa langsung ke laut. Hingga saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa dari banjir tersebut. (aw-1)
Diskusi tentang artikel