PURWOKERTO – Yayasan Autoimun Barlingmascakebbes mencatat, jumlah penderita penyakit autoimun di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kecamatan Bumiayu di Brebes cukup tinggi.
Tercatat, saat ini 300-an warga di Karesidenan Banyumas plus Kebumen dan Bumiayu, terserang penyakit yang belum diketahui secara pasti penyebabnya ini.
Ketua Yayasan Autoimun Barlingmascakeb, Dinar Kusuma Handayani Purbaningrum mengungkapkan, penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri.
Jika normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing.
Atas kondisi itu, sistem kekebalan tubuh seseorang akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi, untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Di yayasan yang didirikannya memang sudah ada sekitar 300-an terdata mengalami penyakit ini. Namun, pihaknya memperkirakan jumlahnya tak hanya itu. Karena masih banyak yang enggan mengakui terkena autoimun.
“Banyak warga enggan melaporkan kepada kami, baik karena malu, minder atau lain hal,” ungkapnya, kemarin.
Terbanyak Banyumas
Dari sebanyak 300-an lebih penderita di wilayah tugasnya, jumlah penderita terbanyak berada di wilayah Kabupaten Banyumas. Tercatat, saat ini ada sekitar 150 orang terkena autoimun. Kemudian Cilacap ada 100-an orang, Purbalingga sekitar 50 orang, Kebumen sekitar 10 orang. Menyusul Bumiayu 10 orang dan Banjarnegara sekitar lima orang. “Untuk wilayah Banyumas dan Cilacap memang cukup banyak,” tutur dia.
Dia menyebutkan, penyakit autoimun memang secara internasional belum diketahui apa penyebab penyakit pastinya, namun beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.
“Di seluruh dunia ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan sebagai penyakit autoimun. Namun ada enam penyakit autoimun yang sudah ada yayasan yang menanganinya di Indonesia. Yakni Lupus, Psoriasis, Myasthenia gravis, Rheumatoid arthritis, Sindrom GuillainBarre, dan Sjorgen syndrom,” tutur dia.
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah kelelahann, pegal otot, ruam kulit, demam ringan, rambut rontok, sulit berkonsentrasi, kesemutan di tangan dan kaki.
Masing-masing penyakit autoimun memang memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus, lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.
“Kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat disembuhkan. Orang yang terkena harus meminum beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh,” jelasnya. (mar-37)