PURWOKERTO – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto menggelar Sinau Bareng bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Lapangan Desa Karanggintung Sumbang, Senin (7/1) malam.
Acara ini merupakan peringatan Harlah ke-22 Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto. Acara dibuka oleh Rektor IAIN Purwokerto, KH Mohammad Roqib.
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan, IAIN Purwokerto sedang dalam proses alih status menuju menjadi UIN.
Sementara, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dalam sambutannya mengatakan, acara itu merupakan pengajian millennial. Karena peserta, konsep, dan suasananya millennial sekali.
Menurut Pimpinan Produksi acara ini Elisabeth, alasan memilih caknun adalah sasarannya yang universal, menyentuh ke semua orang. Dia adalah role model dakwah yang asik dan tidak monoton. Sikap keterbukaannya yang menjadi daya tarik tersendiri.
Sebelum memasuki sinau bareng, Dekan Dakwah Prof Dr Basith memotong tumpeng dan diberikan kepada Cak Nun. Kemudian Cak Nun berinisiatif membagikan nasi tumpeng dan sajian lain yang ada di panggung kepada jamaah.
Acara berlangsung dari tahap menuju tahap berikutnya, dari doa, munajat, pembabaran landasan berpikir, penyampaian pertanyaan workshop diskusi kelompok, dan berlangsungnya workshop La Robba Illallah yang dipandu para vokalis Kiai Kanjeng dalam interaksi yang asik, menyenangkan, tapi juga khidmat menancap di hati.
Salahsatu hal unik yang ada di acara itu adalah jamaah dilibatkan dalam diskusi dan proses pencarian jawaban dari soal yang telah diberikan panitia.
Ada tiga kelompok yang dibentuk, pertama kelompok mahasiswa IAIN yang diberi nama Suket, mahasiswa luar IAIN yang diberi nama Bandawi, dan dari umum yang diberi nama margo mulyo.
Ketiga kelompok diberi ksempatan untuk mendiskusikan selama beberapa menit sebelum mereka mempresentasikan di hadapan ribuan jamaah. Rektor IAIN menyambut baik konsep ini, ia mengatakan bahwa ini merupakan model dakwah dengan aktif learning.
Strategi pembelajaran aktif Cak Nun, membiasakan berfikir di mana saja dan kapan saja. Metode yang kooperatif. Sinau bareng yang luar biasa. Ilmu yang didapat melebihi yang didapat di bangku kuliah.
Gerimis tidak membuat antusiasme jamaah surut, apalagi saat vokalis Kiai Kanjeng, Doni dan kawan-kawan mengajak jamaah untuk berbalas sholawat dan lagu-lagu dolanan. Seketika ribuah jamaah larut dalam keceriaan, khususnya pada sesi banyolan oleh para punggawa Kiai Kanjeng yang membuat penonton semakin betah.
Dalam kesempatan ini, Cak Nun mengajak semua jamaah untuk terus merajut silaturahmi antar sesama, dengan jalan senantiasa mendekatkan diri dengan Tuhan dengan berbagai cara, tidak hanya ibadah ritual, melainkan juga ibadah sosial. Mengajak agar bisa lebih hebat dari keadaan, sehingga menjadi pribadi yang tangguh, bermanfaat bagi sesama. (K17-20)