BANYUMAS-Sastra pesantren diharapkan semakin menyentuh berbagai hal yang universal. Hal ini penting agar sastra pesantren bisa terdengar gaungnya ke dunia luar.
Hal itu mengemuka dalam diskusi sekaligus bedah buku Tasbih Ndoro Habib di kantor Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al Arofat, Purwokerto, Minggu (6/9). Menurut kritikus sastra muda, Abdul Aziz Rasyid, saat ini masih berkutat pada ranah permasalahan lokal pesantren saja.
“Sebagaimana dikatakan Gus Dur tentang sastra pesantren, kalau ingin gaungnya terdengar hingga luar maka sentuh dan angkatlah masalah yang lebih universal. Bukankah permasalahan kebangsaan dan kenegaraan yang melibatkan pesantren cukup banyak,” katanya.
Aziz mencontohkan pergolakan politik di masa jelang dan pasca kejatuhan orde baru yang melibatkan kalangan pesantren patut dan menarik diangkat. Apalagi di situ ada operasi senyap ninja yang menyasar para ulama dengan isu dukun santet yang menyelubunginya.
“Jangan hanya bercerita tentang percintaan guru dan santri saja. Meski demikian kami sangat mengapresiasi kalangan pesantren yang mulai menggeliatkan dunia literasi,” ujarnya.
Hidupkan Literasi Santri
Salah satu penulis buku, Muhammad Sa’dullah atau yang akrab dipanggil Gus Sa’dun mengatakan penerbitan buku yang ditulis bersama Wahyu Ceha dan Abdulloh Amir ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan kesungguhan menghidupkan literasi di kalangan santri. Apalagi di tengah pandemi sekarang ini, masyarakat diharapkan tetap inovatif dan produktif.
(Baca Juga : Kemenag Menunggu Petunjuk Pembelajaran untuk Pesantren )
“Kita ingin ‘guyonan ini dadi tenanan’ (gurauan ini menjadi kesungguhan. Kerumunan ini menjadi kelompok produktif. Ini juga menjadi sarana kita mengikat apa yang telah terjadi dan sering didiskusikan di lingkungan pesantren. Karena memang banyak hal yang tak banyak diketahui orang luar pesantren,” jelasnya.
Dalam buku kumpulan tulisan cerita pendek dan puisi ini diperlihatkan berbagai kisah lucu, reflektif dari pesantren. Melalui buku inilah pembaca diajak untuk turut serta hadir dan memahami kondisi yang ada di pesantren dari tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam buku tersebut. Dalam kegiatan peluncuran buku ini juga turut diramaikan dengan pembacaan puisi, atraksi pencak silat dan sebagainya. (K37-)