PURWOKERTO-Banjir akibat luapan Sungai Serayu beberapa hari lalu, menyebabkan sejumlah instalasi air rusak. Hal ini berdampak pula terhadap pasokan air bersih ke pelanggan Perusahaan Umum Daerah (Perumdam) Tirta Satria Kabupaten Banyumas.
Sejumlah instalasi yang terkait untuk pengolahan air (IPA) yang bersumber dari air Sungai Serayu dan sumur dalam ikut terendam. Sebagian juga mengalami kerusakan.
“Ada sekitar 15 ribu sampai 20 ribu pelanggan yang terkena dampak aliran air bersih terganggu sebagian di wilayah Banyumas mulai Kejawar, Sumpiuh hingga Tambak. Termasuk di wilayah Cabang Purwokerto II (Purwokerto Selatan dan sekitarnya),” kata Kepala Bagian Produksi Perumdam Tirta Satria, Wahyu Haryoto, Minggu (6/12).
Menurutnya, instalasi yang mengalami kerusakaan ada di tiga titik. Yakni Intake Sudagaran, Kaliori dan Pegalongan. Yang paling parah di Sudagaran dan Pegalongan untuk jalur ke instalasi pengolah air (IPA) Gunung Tugel Purwokerto Selatan juga rusak.
“Hingga Minggu, masih ada beberapa pelanggan yang belum bisa menerima suplai air secara normal. Kerugian akibat kerusakan alat, belum dihitung secara detail, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Kami fokus untuk pemulihan pelayanan ke pelanggan lebih dulu,” katanya.
(Baca Juga: Serayu Meluap, Rendam Seribuan Rumah Warga )
Dia mengungkapkan, saat terjadi banjir, maka produksi di tiga intik tersebut disetop dulu atau dimatikan karena terkait dengan arus listrik. Sehingga berbahaya bagi pelanggan dan pengguna jalan raya karena banjir juga merendam jalan raya.
“Saat terjadi banjir, pemutusan aliran hanya 4-5 jam saja. namun damapk dari alat-alat yang rusak dan terendam air, karena sebgian elektrikal mati. Perbaikan langsung dilakukan saat air mulai surut dan panel mulai terlihat. Bahkan perbaikan kita lakukan sampai lembur (2×24 jam),” ujar dia.
Wahyu mengatakan, Jumat-Sabtu lalu, produksi air langsung dilakukan kembali, kendati belum maksimal, seperti di Gunung Tugel memakai tiag pompa. Untuk di Kejawar produksinya lebih cepat setelah air surut.
Utamakan Pelayanan
“Distribusi air hasil pengolahan awalnya memang belum lancar, karena untuk mengisi pipa-pipa yang kosong setelah dimatikan (terisi angin). Sebagian pelanggan yang sudah menerima suplai, memang tekanannya belum tinggi,” katanya.
Karena kepentingan pelayanan ke pelanggan lebih diutamakan, lanjut dia, tim yang melakukan perbaikaninstalasi dan distribusi pipa jaringan dikerahkan untuk di lapangan. Diusahakan, katanya, Minggu-Senin ini, aliran air ke wilayah pelanggan yang terdampak bisa normal kembali.
“Dari manajemen, begitu ada penghentian suplai air (instalasi dimatikan), kami juga langsung menyampaikan permohonan maaf ke pelanggan melalui berbagai layanan. Bencana ini diluar kendali kami,” ujarnya.
Diakui, kerugian tidak hanya secara fisik, akibat sejumlah alat di beberapa instalasi rusak dan hilang terbawa banjir, kemudian bangunan juga ada yang roboh saja. Namun kerugian dari pembayaran dari pelanggan juga ada yang terhenti.
“Kami utamakan penanganan untuk cepat produksi dulu, karena air dari Sungai Serayu tingkat kekeruhan lumpurnya cukup tinggi. Karena memang kebutuhan meski tingkat kekeruhan air antar 600-700, sehingga biaya operasional juga bertambah. Biasanya kalau tingkat kekeruhan air smapai 300 stop produksi, tapi ini kami genjot terus,” katanya menggambarkan. (aw-2)