PURWOKERTO-Pihak sekolah dan para guru, diminta tidak boleh menyerah terhadap keadaan dalam melaksanakan tanggung jawabnya saat berlangsung pandemi Covid-19 sekarang.
”Kita tidak boleh menyerah. Harus ada jalan dalam menghadapi situasi sekarang ini,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Banyumas, Suhriyanto, kemarin.
Kondisi pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir dan memaksa diterapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi siswa, secara tidak langsung bisa berdampak terhadap sendi-sendi pendidikan.
Di lapangan, lanjut dia, dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, tidak semua peserta didik bisa mengikuti. Ada sebagian siswa yang tidak dapat mengikuti lantaran sejumlah alasan.
”Ada siswa yang tidak punya ponsel pintar, ada yang punya ponsel pintar tapi tidak terjangkau jaringan internet. Bahkan ada pula siswa yang punya ponsel pintar dan jaringan internetnya ada, namun justru digunakan untuk bermain gim online,” ujarnya.
Padahal bagaimanapun juga mereka tetap harus mempunyai nilai akademik dan nilai rapornya juga harus diberikan. Namun kenyataannya sekarang, pembelajaran belum dapat dilakukan dengan tatap muka.
Dengan melihat kondisi tersebut, pihak sekolah tidak boleh asal-asalan dalam memberikan nilai rapor ke siswa.
”Kalau nilai rapornya asal-asalan, maka sendi-sendi pendidikan bisa hancur. Pasalnya nilai rapor merupakan gambaran tentang prestasi anak didik,” tambah dia.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah sebaiknya bisa memahami dan mengajak seluruh pihak terkait dengan dunia pendidikan untuk duduk bersama mencari solusi yang terbaik.
(Baca Juga : PTM Semester Genap Selektif Bergilir )
PTM Terbatas
Dia menilai, ada sejumlah langkah yang sebenarnya bisa dilakukan sebagai solusi dalam menghadapi kondisi ini. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran tatap muka skala terbatas atau semi pembelajaran tatap muka.
Dia mengatakan, dalam pembelajaran tatap muka terbatas ini tidak semua siswa datang ke sekolah, tetapi sebagian dan dilakukan secara bergilir. Selain itu, mereka tidak datang ke sekolah setiap hari, tetapi cukup dua pekan sekali atau lebih.
”Saat datang ke sekolah, siswa dapat melaporkan tentang tugas-tugasnya. Sedangkan pihak sekolah dapat menggali berbagai persoalan yang dihadapi siswa selama pembelajaran jarak jauh dan lain-lain,” kata dia.
Kendati demikian, langkah ini perlu didukung oleh seluruh pihak. Sekolah dan guru tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak terkait.(bs-3)
Diskusi tentang artikel