PURWOKERTO– Pandemi yang tengah mewabah di dunia saat ini, yakni Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan diberbagai sektor kehidupan. Antara lain di dunia pendidikan, ekonomi bahkan agama. Hal ini disampaikan oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi, Dosen Program Studi Psikologi Islam IAIN Surakarta dalam Webminar “Self Management dalam Menghadapi Era Adaptasi Kebiasaan Baru” Senin, (24/8).
“Ada beberapa dari masyarakat yang mereka berfikir lebih baik mati syahid karena berjamaah di masjid daripada mati dikarenakan korona. Ya kalau sendiri yang terkena tidak apa, tapi bagaimana nantinya jika menulari lainnya yang notabene sudah taat aturan pemerintah seperti untuk beribadah di rumah saja dan selalu menjaga jarak jika sangat terdesak untuk keluar rumah”, ujarnya.
Menurutnya, hal inilah yang melatarbelakangi perlunya self management dalam rangka menghadapi pandemi ini, khususnya di Indonesia. Di mana self management sebagai alat pengontrol diri untuk tidak mengedapankan ego dalam kehidupan masyarakat.
“Self management kuncinya adalah kesadaran, dalam hal ini, kita harus menyadari bagaimana pandemi ini dapat menyebar dan dampaknya tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi orang lain. Sebaliknya, kita juga perlu mengajak masyarakat untuk sadar bersama. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak mereka berdialog menemukan formula yang tepat untuk membangun kesadaran bersama. Psikologi sudah berperan dalam ranah ini’, katanya.
Webinar yang diselerenggarakan oleh HMJ BKI IAIN Purwokerto ini, disajikan juga pemaparan dari Dian Nurrofiq, S.H.I, Aktivis Muda Pemerhati Kebijakan Pemerintah dan Sosial. Ia lebih menyoroti tentang Protokol Kesehatan Perlindungan Kesehatan masyarakat.
Dalam perlindungan kesehatan masyarakat,peran pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting, harus menerapkan unsur-unsur protokol sebagai berikut: unsur pencegahan, unsur penemuan kasus, dan unsur penangangan secara cepat dan efektif.
“Leading sektor dengan dinas terkait melakukan sebuah pokja secara bersama-sama dan berkesinambungan untuk memutus mata rantai covid-19. Sedangkan mahasiswa dapat ikut andil untuk giat berdiskusi memperoduksi solusi yang brilian,” ucap dia.
Adaptasi Kebiasaan Baru
Kajur BKI IAIN Purwokerto, Nur Azizah, M.Si. menambahkan dalam sambutannya, bahwa Self Manajement sangat diperlukan dimasa Adaptasi Kebiasaan Baru, dimana sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat bisa dengan memperhatikan kondisi masing-masing individu dan protokol kesehatan sehingga bisa mengontrol untuk diri sendiri maupun untuk orang lain sehingga bisa Memutus mata rantai Covid-19.
“Sebagai Mahasiswa juga bisa menjadi Relawan dalam mengedukasi masyarakat dalam untuk mewujudkan self Manajement’, katanya.
Sementara itu, Agung Prasetyo, Ketua Panitia kegiatan ini mengatakan mengapa perlunya acara ini diadakan yakni untuk menyadarkan masyarakat tentang tidak perlunya kecemasan yang berlebihan dalam ikut serta menghadapi pandemi ini.
“Karena dimasa pandemi ini masyarakat sering mengalami kecemasan yang berlebih. Sehingga banyak contoh kasus dimana gejala penyakit sering dikaitkan dengan covid. Sehingga hmj bki merasa perlu didampaikan ilmu tentang pengelolaan diri. Mengingat covid-19 masih ada ditengah-tengah masyarakat,” ujarnya. (K17-)