PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas bakal menambah sejumlah atraksi budaya dalam Kalender Even 2020. Salah satunya adalah pementasan kesenian secara rutin di sejumlah ruang publik.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, pagelaran rutin ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Rencana yang telah masuk di antaranya pementasan seni ebeg di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan dan Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman.
“Ini kita sedang membuat kalender even, memang masih ada perbaikan. Tidak hanya even utama, tapi ada (pementasan) ebeg juga. Ini akan kita tampilkan khusus, kita fasilitasi di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan dan Pangsar Soedirman. Lengger juga kita harapkan begitu,” ujarnya di sela peresmian Omah Sastra Ahmad Tohari di Agro Karang Penginyongan, Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Sabtu (25/1) malam.
Asis menambahkan, pihaknya membuka pendaftaran bagi kelompok kesenian yang ingin tampil. Selain itu, dia juga meminta Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) untuk membuat pagelaran secara rutin.
“Kan sudah ada anggarannya. Saya minta rencana agenda seni itu disusun sejak awal tahun. Jadi bisa dipublikasikan jauh-jauh hari,” katanya.
Menurut Asis, Pemkab telah memberikan perhatian khusus kepada seni tradisi. Contohnya, lengger yang didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kesenian ini sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Banyumas.
Selain itu, hampir setiap even di luar daerah, seperti Borobudur International Festival tahun 2017 lalu juga ditampilkan. Pementasan kesenian tersebut diharapkan membuat lengger semakin dikenal.
Sementara itu, terkait Omah Sastra Ahmad Tohari, Asis mengatakan, pemerintah akan mengimbau sekolah dan perguruan tingi untuk mengirimkan para siswanya untuk mempelajari sastra di Agro Karang Penginyongan. Harapannya, dengan mempelajari karya sastra mereka semakin mencintai kasanah kesusasteraan Indonesia.
Pusat Studi Sastra
Koordinator Pengelola Omah Sastra Ahmad Tohari, Dimas Indiana Senja mengatakan, pendirian fasilitas tersebut dilatarbelakangi masih belum terfasilitasinya sastra dalam bentuk rumah sastra. Khususnya yang mempelajari sastra dan sejumlah hal yang berkaitan seperti pagelaran sastra, menulis dan penerbitan.
“Museum ini ada semacam bank data yang berisi karya yang pernah mengulas karya Ahmad Tohari, seperti skripsi, tesis dan kita juga sedang membuat video profil tentang Ahmad Tohari,” jelasnya.
Dia menambahkan, selain menyimpan karya sastra Ahmad Tohari, pihaknya akan menggelar pementasan secara rutin, baik itu teater, sastra serta kelas menulis yang berujung pada penerbitan buku. “Jadi harapannya nanti menjadi pusat studi sastra secara umum, tidak hanya karya Ahmad Tohari, tapi juga ada karya lainnya,” kata dia. (K35-)