PURWOKERTO – Seratusan warga di wilayah Banyumas mengikuti layanan KB gratis di Rumah Sakit Ananda Purwokerto, Senin (9/9). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Taefur Arofat mengatakan, kegiatan KB massal merupakan kegiatan bakti sosial yang didukung oleh BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
“Dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia, diadakan pelayanan KB massal. Ini salah satu momen memberikan pelayanan KB gratis kepada masyarakat,” katanya saat ditemui disela-sela acara.
Dia menambahkan, layanan KB massal ini pihaknya menargetkan 150 peserta. Hingga pukul 09.00, jumlah warga yang sudah mendaftar jumlahnya mencapai 92 peserta. Mayoritas peserta KB dari ibu-ibu.
Menurut dia, selain mengadakan layanan KB massal, DPPKBP3A Kabupaten Banyumas, telah menjalin kerja sama dengan sepuluh fasilitas kesehatan (faskes). Antara lain, RS Ananda Purwokerto, RSU An Ni’mah Wangon, RSU Medika Lestari, RSU Dadi Keluarga dan RSU Wiradadi Husada.
“Artinya, siapapun yang ikut KB di faskes itu mendapatkan layanan gratis. Apupun jenis KB-nya. Tinggal nanti rumah sakit yang mengklaim biayanya. Berapapun jumlahnya, kita siapkan baik alat kontrasepsinya, maupun honor yang memberikan pelayanannya,” kata Taefur Arofat menjelaskan.
Dia menambahkan, masyarakat dapat mendapatkan jenis KB di fakes tersebut, namun dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), seperti IUD, implan/susuk, tubektomi (pada Perempuan), dan vasektomi (pada laki-laki).
“Tapi andaikata minta KB suntik ataupun kondom, semua kita berikan secara gratis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Banyumas, Farida Sumarlin mengatakan, dalam rangka pelaksanaan program Indonesia Sehat, ada 12 indikator utama penanda setatus kesehatan sebuah keluarga.
Salah satunya adalah keluarga mengikuti program KB. Program ini memberi manfaat besar dalam kesehatan keluarga. Diantaranya, menurunkan angka kematian ibu karena mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Kemudian, menurunkan kejadian stunting karena ada perencanaan keluarga, serta manfaat meningkatnya kualitas kesehatan reproduksi ibu.
“Melalui mimentum ini, kita berharap keberhasilan program KB akan kembali mengalami kejayaan,” katanya.
Dimana, indikator keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesertaan masyarakat terutama dalam hal ini pasangan usia subur dalam ber-KB MJKP. Di samping peningkatan jumlah peserta KB baru, komitmen dari peserta KB aktif juga perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan peningkatan angka putus pakai dalam ber-KB. (H60-20)